Lensa Purbalingga - Knalpot merupakan salah satu industri kerajinan yang menjadi penyokong perekonomian hingga lebih dari Rp125 miliar di Purbalingga. Namun, pandemi Covid-19 telah mengancam Industri yang menjadi ikon Purbalingga ini.
Pengurus Asosiasi Pengrajin Knalpot Purbalingga (ApikBangga) Agung Sudrajat mengatakan, saat pandemi Covid-19 sekarang ini, membuat sekitar 600 pengrajin knalpot harus mengalami penurunan penghasilan.
"Penurunan omset yang dialami pengrajin mencapai 20 hingga 70 persen," kata Agung melalui pesan Whatsapp, pada Selasa 29 September 2020.
Baca Juga: Viral! Knalpot Serigala Makin Diminati, Ini Keunikannya
Menurutnya, penurunan omset ini diperparah dengan kehadiran beberapa oknum yang awalnya bukan sebagai pedagang knalpot, namun saat ini mencoba peruntungan dengan berjualan produk kerajinan knalpot melalui online.
"Mungkin jika dilihat dari sisi banyaknya penjual akan menguntungkan pengrajin Knalpot, tapi yang jadi masalah lain adalah, banyak penjual online knalpot dadakan yang membuat harga jual knalpot hancur dibawah harga standar," bebernya.
Sementara itu, salah satu pengrajin knalpot Purbalingga dengan merk RCM Java, Wesma mengaku turut merasakan imbas pandemi ini.
Bahkan, ia juga terpaksa mengurangi jumlah karyawan 5 orang, dari total awal 30-50 pekerja.
Baca Juga: Bersaing Dengan PCX 150, Yamaha Luncurkan Majesty S 155
Baca Juga: Nissan Pangkas Oprasional, Datsun Terancam Tidak Beroperasi Lagi di Indonesia
Baca Juga: Nisan Luncurkan Program Recall untuk All New Livina