Balita Mengalami Gangguan Tidur, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Anak Eugenia Permatami Hermansyah

- 31 Juli 2020, 15:30 WIB
Foto : Ilustrasi
Foto : Ilustrasi /

Lensa Purbalingga - Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting khususnya pada usia anak (balita), namun tak jarang pula balita mengalami gangguan tidur dan ini yang sering dikeluhkan oleh orang tua.

Lalu faktor apa yang menyebabkan balita mengalami gangguan tidur, berikut keterangan Dokter spesialis anak dari ZAP Premier, dr. Eugenia Permatami Hermansyah, SpA.

Baca Juga: CEK FAKTA: Daging Kambing Dianggap sebagai Biang Kolesterol, Benarkah?

Menurutnya, gangguan tidur pada balita dapat mengganggu pertumbuhan anak termasuk perkembangan otak, oleh karenanya sangat penting untuk mengetahui penyebab dari gangguan tidur tersebut.

Ia menjelaskan, ada dua faktor utama penyebab gangguan tidur pada balita yakni internal dan eksternal.

Baca Juga: Usai Sholat Idul Adha, Warga Desa Sirau Purbalingga Terima Sapi Qurban dari Presiden Jokowi

Menurut Eugenia, gangguan tidur internal di antaranya, karakteristik anak, perilaku atau mood, kondisi medis dan riwayat perinatal seperti anak lahir dengan masalah pernapasan atau bayi prematur.

"Kalau anak dalam keadaan kurang fit, akan mempengaruhi kualitas tidur anak sehingga malam akan sering bangun dan siang mengantuk berlebihan," katanya.

Baca Juga: Awas! Daging Kambing dan Sapi Mengandung Kolesterol Tinggi, Netralisir dengan Makan Sayuran Ini yuk

"Namun bisa juga adanya riwayat gangguan pernapasan dan bayi yang prematur akan lebih berisiko mengalami gangguan tidur karena dia kan kelahiran awal sehingga organ-organnya belum sempurna," lanjut Eugenia.

Untuk faktor eksternal, terusnya, penyebabnya gangguan tidur pada balita itu beragam, mulai dari penggunaan media elektronik sebelum tidur, pola asuh orangtua, tingkat pendidikan ibu serta pemberian ASI.

Baca Juga: Seorang Warga Cilacap Positif Covid-19, Tim Medis Tracking Kontak dan Tes Swab Warga Sekitar

"Penggunaan media elektronik sebelum tidur itu cukup menghambat produksi dari hormon tidur, paparan cahayanya itu menghambat rasa ngantuk anak," ucapnya seperti dikutip lensapurbalingga.com dari Antara, Jumat 31 Juli 2020.

Dalam hal ini, Eugenia menyarankan satu jam sebelum tidur, anak sudah tidak lagi menggunakan elektronik.

Baca Juga: Jelang Hari Raya Idul Adha, Sejumlah Pedagang dan Penumpang Bus di Test Swab

Sementara untuk bayi dibawah satu bulan atau yang baru lahir, penyebab gangguan tidur tentunya karena dia belum bisa mengatur sel-sel sarafnya sehingga lebih dominan penyebab gangguan tidurnya karena dia lapar.

Namun begitu, orang tua juga harus tau bahwa kebutuhan tidur anak berbeda-beda sesuai dengan perkembangan usianya, dan masalah yang paling banyak ditemukan adalah terbangun di malam hari pada bayi di bawah satu tahun.

"Tahun pertama gangguan tidur pada balita yang paling banyak adalah bangun pada malam hari akibat dari kematangan dari sel-sel otak yang mengatur siklus bangunnya belum terbentuk sempurna," kata dr. Eugenia.***

Editor: Ipung Sutrisno

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x