Lensa Purbalingga - Perekonomian termasuk dunia usaha di Kabupaten Purbalingga sudah mulai kembali menggeliat.
Grafik kasus aktif Covid-19 yang melandai menjadikan roda ekonomi di Kabupaten Purbalingga menunjukkan tren meningkat.
Baca Juga: Bupati Purbalingga Beri Bonus Rp 10 Juta Rupiah ke Atlet Peraih Emas di PON XX Papua
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kegiatan usaha di Kabupaten Purbalingga mengalami peningkatan cukup signifikan, terutama pada triwulan II-2021, twriwulan III memang menurun karena ada pengetatan PPKM.
"Namun, pada akhir September perekonomian di Purbalingga sudah mulai meningkat lagi, ” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto, Samsun Hadi, Selasa, 19 Oktober 2021.
Baca Juga: Sambut Dua Atlet Purbalingga Berprestasi di PON XX Papua, Bupati Tiwi Berikan Bonus
Samsun Hadi memaparkan hal tersebut dalam acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Purbalingga di Ruang Rapat Ardi Lawet, kompleks kantor Bupati Purbalingga.
Dia menyampaikan tren positif ini juga bisa dilihat dari konsumsi rumah tangga yang mulai membaik.
Hal ini bisa terbaca dari menguatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terhadap kondisi perekonomian saat ini serta ekspektasi terhadap perekonomian ke depan.
“Stimulus fiskal pemerintah melalui bantuan sosial turut mendorong perbaikan konsumsi. Bantuan sosial berupa kebutuhan pokok, bantuan tunai, maupun subsidi listrik diperkirakan mampu menahan penurunan tingkat konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah lebih dalam,” ucapnya.
Kemudian, porsi pembiayaan dari perbankan juga mengalami peningkatan. Pada Agustus tahun ini, penyaluran kredit modal kerja tumbuh sebesar 27,84% (year on year). Angka ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Di sisi lain, pertumbuhan kredit UMKM di Kabupaten Purbalingga sudah mengalami tren peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 10,67% pada Agustus 2021,” ujarnya.
Sekda Purbalingga, Herni Sulasti menyampaikan pada kesempatan yang sama, pada tahun 2022 Kabupaten Purbalingga menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5% dengan angka inflasi ditargetkan di bawah 3%.
“Target ini tentu cukup berat, namun kita optimis dengan kerjasama yang baik dari semua stakeholder akan tercapai,” imbuhnya.***