Lensa Purbalingga - Warga dan petugas harus bersusah payah membersihkan material longsor yang menutupi ruas jalan penghubung Desa Panusupan, Kecamatan Rembang dan Desa Rajawana, Kecamatan Karangmoncol, Selasa malam, 10 November 2020.
Dengan penerangan seadanya, warga dibantu personel BPBD Purbalingga, pemerintah desa dan relawan bergotong-royong membersihkan material longsor.
Seperti dilaporkan sebelumnya, dua titik di jalan penghubung antara Panusupan dan Rajawana ini sempat tertutup longsoran tanah tebing sekitar pukul 20.00 WIB.
Akibatnya, ruas jalan penghubung dengan lebar sekitar 3 meter ini tidak dapat dilalui warga maupun pengguna jalan yang hendak melintas.
Jalan yang tertimbun longsor baru terbuka kembali pada pukul 23.00 WIB setelah warga dan petugas bahu - membahu membersihkan material longsor dengan peralatan sederhana berupa cangkul dan sekop.
Kejadian longsor pertama kali diketahui oleh salah seorang warga desa Panusupan Eko Setyo, yang juga Relawan Sibat PMI Purbalingga.
Ia melaju dari arah desa Panusupan menuju ke desa Losari.
Namun saat di tengah perjalanan, sudah terdapat longsoran tebing pada ruas jalan Panusupan hingga Rajawana.
Baca Juga: Hujan Deras Akibatkan Tebing Longsor, Akses Jalan Desa di Rembang Tertutup
"Jadi malem malem saya mau ke desa Losari, niatnya biasa mau ngopi tongkrongan sama temen, terus pas mau lewat udah ada longsoran, saya puter balik lagi buat cari temen soalnya kan penerangannya minim banget, pas udah sama temen balik lagi ke lokasi longsoran terus saya kan juga Sibat PMI untuk kecamatan Rembang, saya foto longsoranya buat laporan," ucap Eko.
"Kan hujan sedang tapi hujan deras juga dari sekitar jam empat sore an, air hujan masuk meresap ke dalam tanah masuk ke rongga, sehingga terjadilah pergeseran tanah atau longsor," terangnya.
Sedangkan Kepala Desa Panusupan, Surismi mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian longsor di ruas jalan penghubung Panusupan - Rajawana.
Ia berterimakasih kepada warganya yang guyub menyingkirkan material longsoran sampai dapat dilalui kembali.
Baca Juga: Terancam Retakan Tapal Kuda, Warga di Dusun Pengungsen Sirau Tak Punya Biaya untuk Relokasi
"Alhamdulillah nggak ada korban jiwa, tapi akibat kejadian longsor ini mengancam satu tiang listrik beton milik PLN," jelasnya.
"Di desa kami ini memang lokasinya rawan longsor, salah satunya ya di ruas jalan penghubung Panusupan Rajawana, kanan kirinya tebing dan jurang, jadi kalo longsor ya tanahnya jatuh ke jalan raya," terang Surismi.
"Tetap waspada, bagi warga yang bermukim di daerah rawan bencana, tebing, sungai besar dan lain - lain terutama jika hujan lebat turun dan terus menerus," katanya.
"Di tengah kondisi cuaca saat ini, anomali fenomena la nina bisa berakibat tiba tiba hujan lebat, angin, petir, hindari berteduh dibawah pohon besar, baliho atau tiang listrik, jika hujan hindari berada di daerah lapang, taman dan kalau terjadi bencana kami sarankan perhatikan aliran listrik pastikan sudah padam," imbuhnya.
Baca Juga: Akibat Hujan Deras, Jembatan Penghubung Antar Desa Di Kecamatan Kaligondang Ambles
Pihaknya juga mengimbau masyarakat selalu waspada dan bersikap proaktif untuk membantu melaporkan setiap adanya bencana yang ada di lingkungan sekitar supaya cepat mendapat penanganan cepat dari instansi terkait.
"Namun, tentunya juga harus disesuaikan kalo masih bisa ditangani bersama - sama oleh warga maka akan semakin baik jika bergotong royong sebelum dinas teknis menanganinya,” pungkasnya. ***