Lensa Purbalingga- PBB melaporkan bahwa penguasa Afghanistan yaitu Taliban telah melanggar janji kepada dunia dengan diskriminasi dan membatasi wanita untuk tetap tinggal dirumah.
Selain itu otoritas Taliban juga melakukan diskriminasi dengan melarang para gadis remaja mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah atau menhalangi hak wanita atas pendidikan.
Dilaporkan juga bahwa Taliban telah mencari wanita-wanita bekas musuh mereka untuk kemudian dipenjara dan bahkan dibunuh.
Wanita Afghanistan seharusnya tidak diizinkan bekerja bersama pria, kata seorang tokoh senior di Taliban yang berkuasa, sebuah posisi yang, jika diterapkan secara resmi, akan secara efektif melarang mereka bekerja di kantor-kantor pemerintah, bank, media, perusahaan dan seterusnya.
Baca Juga: Petisi untuk Gubernur Bali Hampir Tembus 2.000 Tandatangan, Ini Bunyi Surat Terbuka Niluh Djelantik
Waheedullah Hashimi, seorang tokoh senior di Taliban yang dekat dengan kepemimpinan, mengatakan hal tersebut kepada Reuters.
Dia menegaskan bahwa kelompok itu akan sepenuhnya menerapkan versi syariahnya, atau hukum Islam, meskipun ada tekanan dari komunitas internasional untuk mengizinkan perempuan memiliki hak untuk bekerja di tempat yang mereka inginkan.
Sejak gerakan itu meraih kekuasaan bulan lalu, para pejabat Taliban mengatakan perempuan akan dapat bekerja dan belajar dalam batas-batas yang ditetapkan oleh syariah.
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan Afghanistan berada dalam "fase baru dan berbahaya" sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia.