Diskriminasi Wanita Kembali menyeruak: Taliban Langgar Janji Perlakukan Hak Azasi Wanita, Ini Komentar PBB

- 16 September 2021, 05:30 WIB
Waheedullah Hashimi (tengah), seorang komandan senior Taliban, Diskriminasi Wanita Kembali menyeruak: Taliban Langgar Janji Perlakukan Hak Azasi Wanita, Ini Komentar PBB
Waheedullah Hashimi (tengah), seorang komandan senior Taliban, Diskriminasi Wanita Kembali menyeruak: Taliban Langgar Janji Perlakukan Hak Azasi Wanita, Ini Komentar PBB /Stringer/Reuters

Lensa Purbalingga- PBB melaporkan bahwa penguasa Afghanistan yaitu Taliban telah melanggar janji kepada dunia dengan diskriminasi dan membatasi wanita untuk tetap tinggal dirumah.

Selain itu otoritas Taliban juga melakukan diskriminasi dengan melarang para gadis remaja mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah atau menhalangi hak wanita atas pendidikan.

Dilaporkan juga bahwa Taliban telah mencari wanita-wanita bekas musuh mereka untuk kemudian dipenjara dan bahkan dibunuh.

Wanita Afghanistan seharusnya tidak diizinkan bekerja bersama pria, kata seorang tokoh senior di Taliban yang berkuasa, sebuah posisi yang, jika diterapkan secara resmi, akan secara efektif melarang mereka bekerja di kantor-kantor pemerintah, bank, media, perusahaan dan seterusnya.

Baca Juga: Petisi untuk Gubernur Bali Hampir Tembus 2.000 Tandatangan, Ini Bunyi Surat Terbuka Niluh Djelantik

Waheedullah Hashimi, seorang tokoh senior di Taliban yang dekat dengan kepemimpinan, mengatakan hal tersebut kepada Reuters.

Dia menegaskan bahwa kelompok itu akan sepenuhnya menerapkan versi syariahnya, atau hukum Islam, meskipun ada tekanan dari komunitas internasional untuk mengizinkan perempuan memiliki hak untuk bekerja di tempat yang mereka inginkan.

Baca Juga: Bid’ah tetap Bid’ah, Ust Yazid AlJawas: Istihad 1000 Ulama tak bisa membantah Rosululloh, Ini Jawaban Gus Baha

Sejak gerakan itu meraih kekuasaan bulan lalu, para pejabat Taliban mengatakan perempuan akan dapat bekerja dan belajar dalam batas-batas yang ditetapkan oleh syariah.

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan Afghanistan berada dalam "fase baru dan berbahaya" sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia.

Pelanggaran Hak Azasi mulai dipertontonkan oleh penguasa baru Afghanistan ini, terutama dilakukan kepada wanita dan para remaja putri serta perempuan-perempuan yang pernah memusuhi mereka.

Baca Juga: Yasinan Bid’ah Yang Dianggap Sunah, Begini Komentar Dr. Arrazy Hasyim, M.Fils.

"Hal tersebut bertentangan dengan janji bahwa Taliban akan menberikan jaminan dan menegakkan hak-hak perempuan, namun selama tiga minggu terakhir, perempuan malah semakin dikucilkan dari ruang publik," katanya kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.

Sementara itu di beberapa tempat, anak perempuan di atas 12 tahun dilarang sekolah dan perempuan disuruh tinggal di rumah, katanya.

Hal tersebut merupakan kemunduran ke aturan opresif Taliban antara 1996-2001 sebelum invasi pimpinan AS yang menggulingkan mereka.

Baca Juga: Doa dan Amalan Sholawat dari Habib Luthfi yang Menyamai Seratus Ribu Shalawat, Ini Bacaannya

Selain itu Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet menunjuk pada janji lain yang dilanggar oleh Taliban yaitu tentang pemberian amnesti kepada mantan pegawai negeri dan petugas keamanan yang terkait dengan pemerintah sebelumnya dan melarang penggeledahan dari rumah ke rumah.

PBB juga telah menerima beberapa tuduhan pencarian terhadap mereka yang bekerja dengan perusahaan AS dan pasukan keamanan sementara beberapa staf PBB telah melaporkan peningkatan serangan dan ancaman, tambahnya.

Baca Juga: Habib Abdurrahman bin Abubakar Al Qodrie Calon Kuat Bupati Kotawaringin Barat 2024

Tuduhan yang dapat dipercaya tentang pembunuhan balasan terhadap beberapa mantan anggota militer Afghanistan juga telah diterima, katanya.***

Editor: Teguh Priyatno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x