Letusan Gunung Semeru dan Mitos Ramalan Jayabaya

5 Desember 2021, 21:22 WIB
Letusan Gunung Semeru dan Mitos Ramalan Jayabaya. /Antara.

Lensa Purbalingga - Gunung tertinggi di pulau Jawa, Gunung Semeru dikabarkan meletus pada Sabtu 4 Desember 2021 sore.

Gunung Semeru yang merupakan gunung aktif dan memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) membuncahkan awan panas.

Awan panas dari erupsi Gunung Semeru ini bahkan membuat langit di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur gelap padahal waktu itu masih sore hari.

Baca Juga: Arisha Puteri Braling Menilai Gebrakan Kepala Dinkominfo Purbalingga yang Baru Tidak Penting

Ada beberapa aliran kepercayaan yang mengkaitkan meletusnya Gunung Semeru dengan ramalan Jayabaya.

Jayabaya sendiri adalah Maharaja Kerajaan Kediri yang memerintah kerajaan tersebut sekitar abad ke-12 Masehi.

Jayabaya juga dikenal sebagai ahli nujum dengan kitab ramalannya yang terkenal yaitu Jangka Jayabaya.

Baca Juga: Kebakaran, Rumah Terbuat Dari Kayu dan Asbes di Purbalingga Hangus Rata Dengan Tanah

Dalam kitab tersebut, pada bait ke-164 Jayabaya meramalkan akan ada sebuah pulau yang terbelah menjadi dua akibat letusan gunung.

Ada beberapa aliran kepercayaan yang mempercayai bahwa meletusnya Gunung Semeru sebagai pertanda ramalan Jayabaya akan terbukti.

Banyak ramalan Jayabaya yang menurut beberapa aliran kepercayaan telah terbukti.

Baca Juga: Turnamen Piala Ketua DPRD Purbalingga Digelar, Arisha Puteri Braling: 'Dinporapar yang Profesional'

Seperti ungkapan dalam Jangka Jayabaya yang berbunyi "Pasar bakal ilang kumandang" atau keriuhan pasar akan menghilang.

Banyak yang mengkaitkan ramalan tersebut dengan fenomena pasar daring yang menjamur belakangan.

Baca Juga: Satu Orang Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Semeru

Kembali ke mitos ramalan Jayabaya yang mengatakan bahwa pulau Jawa akan terbelah, banyak aliran kepercayaan yang menafsirkan bahwa gunung yang dimaksud dalam ramalan tersebut adalah Gunung Slamet yang berada di provinsi Jawa Tengah.

Terlepas dari benar atau tidaknya ramalan Jayabaya tersebut, Gunung Semeru sendiri memang adalah gunung aktif yang beberapa kali mengalami erupsi.

Baca Juga: Akibat Ribut di Pertandingan Sepakbola, 2 Pemuda Purbalingga Terancam Penjara 2 Tahun

Dari data yang tercatat, letusan terbesar Gunung Semeru terjadi pada 8 November 1818 atau sekitar 200 tahun lalu.

Gunung Semeru juga tercatat mengalami erupsi pada 1 Desember 2020 dan awal Januari 2021.

Sebagai makhluk yang hidup berdampingan dengan alam, letusan Gunung Semeru bisa dimaknai bahwa manusia adalah makhluk yang begitu kecil di tengah keagungan alam semesta.***

Editor: Kurniawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler