Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Raden Katuhu Ternyata Kemenakan Raja

26 Mei 2022, 21:01 WIB
Ilustrasi, Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Raden Katuhu Ternyata Kemenakan Raja. /Pixabay.

Lensa Purbalingga - Babad Banyumas Mertadiredjan adalah salah satu versi Babad Banyumas yang ditulis antara tahun 1816-1830.

Babad Banyumas Mertadiredjan adalah naskah babad milik Adipati Mertadiredja I, Bupati Kanoman Banyumas.

Babad ini ditulis ulang sekitar tahun 1904 oleh Carok Jaksa Magetan, Raden Natahamidjaja.

Baca Juga: Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Raden Katuhu menjadi Warga Utama

Salinan inilah yang dikenal oleh masyarakat umum Banyumas sebagai Babad Banyumas.

Kemudian, pada 2020, Nasirun Purwakartun menranslet naskah tersebut ke bahasa Indonesia.

Babad Banyumas Mertadiredjan ini ditulis dalam bentuk macapat yang terdiri dari ratusan guru Gatra dan bait.

Baca Juga: Innalillahi, Seorang Nelayan di Kebumen Tewas Terlilit Jaring

Berikut adalah lanjutan Babad Banyumas Mertadiredjan yang menuliskan tentang Raden Katuhu Ternyata Kemenakan Raja dalam bahasa Indonesia.

143.
Asal mula hamba dulu
Dari Pajajaran, Paduka
Ayah saya adalah
Pertapa yang menetap di gunung
Bernama Raden Pandita Putra
Kemudian diangkat anak

144.
Oleh bawahan Paduka
Adipati Paguwan
Tercengang sang raja mendengarnya
Ada yang terkenang dalam ingatannya
Tentang sang adik, Raden Putra
Yang dulu mengungsi ke Pajajaran

145.
Pelan ucapan sang raja
Anakku, saya ingin tahu
Coba perluhatkan kerismu padaku
Raden Katuhu memberikan pusakanya
Ditariklah keris itu dari tempatnya
Dan terkejutlah sang raja melihatnya

Baca Juga: Ini Jawabannya Kenapa Banyumas, Banjarnegara Lebih Tua dari Purbalingga!

146.
Disandingkan dengan keris yang dimilikinya
Tampak kembar tak ada bedanya
Ingatlah sang raja tentang wasiat itu
Tentang keris yang dipakai sang adik dahulu
Sang Prabu kemudian berkata
Benar, kamu adalah anak dari adikku

147.
Kamu adalah anak Raden Putra
Raden Katuhu berkata, memang benar
Sang raja kemudian memegang tangannya
Tangan yang sama dengan tangan adiknya
Tanda yang mendukung bukti wasiatnya
Raden Katuhu pun kemudian didekap erat

148.
Setelah dilepas dekapannya
Berlinanglah air mata sang raja
Karena sayangnya pada saudara
Yang sudah berpisah sangat lama
Sang raja kemudian berkata
Wahai Katuhu anakku.***

Editor: Kurniawan

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler