Lensa Purbalingga - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, total 22 gempa telah mengguncang wilayah Salatiga, Banyubiru dan Ambarawa, Jawa Tengah (Jateng) pada hari ini, Sabtu 23 Oktober 2021.
Bahkan, hingga pukul 17.15 WIB gempa berkekuatan magnutudo 3,5 kembali mengguncang Salatiga, Banyubiru dan Ambarawa, setelah sebelumnya, gempa magnitudo 3,1 terjadi pada pukul 16.2 WIB.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, jika rentetan gempa di Banyubiru, Ambarawa, Salatiga ini terus terjadi, maka dapat mengarah pada aktivitas Swarm.
"Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal," bebernya pada 23 Oktober 2021, seperti dikutip lensapurbalingga.com dari akun Twitter @DaryonoBMKG.
Baca Juga: Bupati Banyumas Sediakan Bus Pariwisata Gratis, Berikut Rute Perjalanan dan Jam Operasionalnya
Ia menjelaskan, jika gempa pada umumnya terjadi karena aktivitas tektonik, gempa swarm justru terjadi karena proses kegunungapian (vulkanik). Gempa swarm yang dihasilkan karena aktivitas tektonik murni hanya sedikit.
"Gempa swarm tdk hny berkaitan dgn kawasan gunung api. Bbrp laporan menunjukkan bhw aktivitas swarm jg dpt tjd di kawasan non-vulkanik," jelas Daryono.
"Swarm juga dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh yang terbangun medan tegangan, shg mudah tjdi retakan (fractures)," imbuhnya.
Menurutnya, Fenomena gempa swarm sudah terjadi beberapa kali di Indoesia, diantaranya, di Klangon Madiun, pada Juni 2015.