Baca Juga: Awas! Daging Kambing dan Sapi Mengandung Kolesterol Tinggi, Netralisir dengan Makan Sayuran Ini yuk
Setelah mendapatkan nomor yang diminta, Gilang mulai menjelaskan tentang "penelitiannya" terkait dampak psikologis orang yang seluruh tubuhnya dibungkus menggunakan kain.
"Hingga pada jumat kemaren si anak ini, namanya Gilang, ngechat aku. Dia ngaku dari Unair, angkatan 2015. Terus akhirnya nanyain no WA ke aku, sebelum aku kasih aku tanya dong, buat apa?. Katane dia buat riset proyek tulisannya dia. Ya udah lah yaa, gw kasih no gw," lanjut Fikri.
Hingga pada jumat kemaren si anak ini, namanya Gilang, ngechat aku. Dia ngaku dari Unair, angkatan 2015. Terus akhirnya nanyain no WA ke aku, sebelum aku kasih aku tanya dong, buat apa?. Katane dia buat riset proyek tulisannya dia. Ya udah lah yaa, gw kasih no gw. pic.twitter.com/C2J1PAit9z— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Gilang meminta Fikri untuk menjadi salah satu objek penelitiannya tersebut dengan membungkus tubuhnya menggunakan jarik.
Baca Juga: AC Milan Resmi Rilis Jersey Baru untuk Musim Depan
Baca Juga: Usai Sholat Idul Adha, Warga Desa Sirau Purbalingga Terima Sapi Qurban dari Presiden Jokowi
Singkat cerita, Fikri menyetujui permintaan tersebut dan bersedia untuk membantu penelitian Gilang ini.
Berhubung jarak tempat tinggal keduanya berjauhan, akhirnya Gilang memerintahkan Fikri untuk meminta bantuan temannya membungkuskan tubuhnya melalui telepon.
"Tp begone gw gak curiga waktu dia bilang jangan sebarin (info risetnya) di grup, takut risetnya disalah pahami (iya lah serem njirt). Terus setelah gw bilang ama temen gw, dia mau. Lalu si Gilang ini ngechat ama temen gw. Trus besoknya kita ngerjain projeknya di rumah temen gw," sambung Fikri.
Baca Juga: CEK FAKTA: Daging Kambing Dianggap sebagai Biang Kolesterol, Benarkah?