Tp begone gw gak curiga waktu dia bilang jangan sebarin (info risetnya) di grup, takut risetnya disalah pahami (iya lah serem njirt). Terus setelah gw bilang ama temen gw, dia mau. Lalu si Gilang ini ngechat ama temen gw. Trus besoknya kita ngerjain projeknya di rumah temen gw. pic.twitter.com/Mh95ROpye9— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Fikri pun mulai dibungkus menggunakan jarik oleh temannya, Royan untuk kemudian difoto dan divideo.
Setelah selesai, Gilang kemudian menyuruh Royan untuk gantian dibungkus oleh Fikri.
Namun, di tengah-tengah proses pembungkusan, Royan terlihat sesak nafas dan kehausan. Dihentikanlah eksperimen tersebut.
Baca Juga: Balita Mengalami Gangguan Tidur, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Anak Eugenia Permatami Hermansyah
Gilang memaksa Fikri agar melanjutkan tugasnya membungkus, tapi Royan tetap menolak dan mengatakan tidak akan melanjutkan hal tersebut.
Beberapa hari berselang, Fikri membaca berita tentang Fetish atau obsesi seksual terhadap seseorang yang dibungkus kain.
Fikri akhirnya sadar bahwa dirinya dan Royan hanya dijadikan bahan fantasi seksual belaka oleh Gilang, bukan sebagai objek penelitian seperti yang dikatakan dalam percakapannya di WhatsApp.
Baca Juga: Keluarkan Rekomendasi Cacat Hukum, Bawaslu Kabupaten Purbalingga Dinilai Tidak Profesional
Fikri pun menyuarakan hal yang dialaminya melalui Twitter, hingga akhirnya pihak kampus tempat Gilang menimba ilmu yaitu UNAIR Surabaya melakukan investigasi terhadap kasus ini.
"Pernyataan Resmi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga terkait dugaan adanya kasus pelecehan seksual yang dilakukan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga," Cuit akun BEM FIB UNAIR @BEMFIBUA, 30 Juli 2020.