Lensa Purbalingga - Pilkada 2020 akan dilaksanakan secara serentak pada 9 Desember 2020. Sehingga memicu berbagai pihak melakukan tahapan-tahapan dalam Pilkada 2020 secara tatap muka.
Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari mengungkapkan adanya risiko "bom waktu" kasus Covid-19, jika Pilkada tak ditunda menggunakan pemodelan matematika.
Menurutnya, tahapan kampanye secara tatap muka di 1.042.280 titik (asumsi 100 orang per-titik), akan berpotensi memunculkan orang tanpa gejala (OTG) yang bergabung dalam masa kampanye 71 hari nanti.
Baca Juga: Lagi Asik Berswafoto di Pantai Logending, Pengunjung Asal Banyumas Tersapu Ombak dan Tenggelam
Baca Juga: DKI Jakarta Kembali Terapkan PSBB, Ini Pernyataan Puan Maharani
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Pekan Pertama, Sang Juara Liverpool Ditantang Tim Promosi Leeds United
Seperti dikutip dari Antara, ia memperkirakan akan mencapai 19.803.320 orang.
"Itu jika positivity rate kasus COVID-19 Indonesia 19 persen, dan maksimal yang ikut kampanye 100 orang. Jujur saya tidak yakin yang datang 100 orang per-titik, mungkin ada yang 500, jangan-jangan yang datang 1.000," kata Qodari dalam seminar nasional Evaluasi 6 Bulan dan Proyeksi 1 Tahun Penanganan COVID-19 di Indonesia secara daring, Sabtu, 12 September 2020 malam.
Menurut Qodari, potensi OTG yang ikut bergabung dan menjadi agen penularan Covid-19 untuk hari pencoblosan 9 Desember 2020 mencapai 15.608.500 orang.
Baca Juga: 7 Manfaat Daun Sereh bagi Kesehatan, Bisa Mengobati Penyakit Kulit