Lensa Purbalingga - Dalam konsep dunia yang sempurna, hubungan antara opini pribadi dan opini publik seperti cermin (sama).
Seharusnya, opini publik adalah cerminan dari siapa diri kita sebenarnya, apa yang kita inginkan, dan apa yang kita pikirkan.
Baca Juga: Ini 4 Kata Bijak Untuk Orang Tua Dalam Mendidik Anak
Collective illusions atau ilusi kolektif merubah hubungan layaknya kaca ini menjadi, rumah cermin. Kamu masih bisa melihat dirimu sendiri, namun dalam bentuk yang terdistorsi.
Artinya, ilusi kolektif ini adalah situasi dimana mayoritas orang dalam suatu kelompok setuju pada suatu ide atau pemikiran yang pada dasarnya tidak mereka setujui.
Ilusi kolektif membuat orang-orang salah mengira bahwa, mayoritas orang dalam kelompok tersebut setuju dengan ide atau pemikiran tersebut. Mereka mengira bahwa mayoritas anggota menyetujui apa yang tidak mereka setujui.
Hal ini menjadikan seorang individu menentukkan pilihan yang sangat berbeda denga napa yang mereka percayai.
Hasilnya, suatu kelompok dapat melakukan hal yang sama sekali mereka tidak inginkan. Situasi ini sangat fatal dalam konsep masyarakat yang bebas.
Baca Juga: Ini 3 Cara Merubah Hidup Menjadi Lebih Baik Menjadi Kunci Kesuksesan
Ilusi kolektif dapat ditemukan dimanapun dan kapanpun, mulai dari kehidupan apa yang ingin kita miiki, negara tempat kita tinggal, hingga cara kita memperlakukan sesama.
Hal yang berbahaya bagi bagi kita adalah, ilusi ini dapat membuat opini generasi sekarang bisa diadopsi menjadi opini pribadi generasi-generasi selanjutnya.
Generasi selanjutnya dapat berpikiran bahwa dengan menjadi terkenal adalah apa yang orang anggap sebagai kesuksesan. Disisi lain, mereka sebenarnya menginginkan ketenangan dan kepuasan pribadi.
Baca Juga: Ini 4 Mitos Tentang Penyebab Berkurangnya Indera Penglihatan
Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah ilusi kolektif? Pertama, ingatlah bahwa ilusi ini diciptakan oleh kita semua, kita semua yang sekarang telah terhubung dengan internet.
Kedua, kita harus mulai menyuarakan pikiran, walaupun mayoritas orang tidak setuju. Ketiga, komunikasi yang jujur dan terbuka, berbincang secara terbuka san jujur akan membuat kita saling mengerti satu sama lain. Jadi, sudahkah kamu jujur dengan dirimu sendiri?.***(Ani)