Angkasa Pura II Bantah Banjir di Kemangkon Gara-gara Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga

2 Februari 2021, 21:32 WIB
Banjir di area Bandara Jenderal Besar Soedirman, Rabu 27 Januari 2021. /Istimewa.

Lensa Purbalingga - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Purbalingga, Rabu 27 Januari 2021 mengakibatkan banjir di area pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga.

Banjir menggenangi lahan pertanian warga dan akses jalan Desa Kemangkon, Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

Baca Juga: Beredar Rute dan Maskapai Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga Viral di Medsos, Ternyata Hoaxs

Namun pihak Angkasa Pura AP II membantah luapan air disebabkan dari pembangunan bandara.

Manager Project Implementation Unit Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman, Catur Sudarmono menjelaskan, sumber limpasan air hujan yang terpusat di lokasi tersebut bermula dari area lahan persawahan sebelah kanan dan kiri jalan masuk bandara.

Baca Juga: Bagikan Masker Gratis, Upaya Edukasi dan Sosialisasi Prokes Polres Purbalingga

Selain itu juga air yang masuk dari drainase jalan masuk dan saluran bandara (sekeliling runway).

Peta yang menunjukkan luapan air di area Bandara Jenderal Besar Soedirman. Angkasa Pura II.
Seluruh air tersebut masuk ke pond (kolam) bandara, baik pond utara maupun selatan sebagai pengendali banjir.

Baca Juga: Kartana Durian Desa Nangkod Kejobong Enak, Legit, Sedikit Pahit, Daging Buahnya Tebal Bijini Kecil

“Saluran drainase di jalan cor atau rigid airnya semua mengalir ke arah bandara maka menambah debit air di bandara sendiri,” katanya Selasa 2 Februari 2021.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Drs M Umar Fauzi juga mengatakan hal serupa.

Baca Juga: Agar Punya Kekuatan Super, Pengrajin Telor Asin di Kebumen Pakai Sabu

Banjir yang terjadi pekan lalu bukan akibat dari proyek pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga.

“Bukan disebabkan proyek bandara, tapi karena dimensi gorong-gorong atau saluran pembuangan di tepi jalan milik desa yang terlalu kecil,” katanya.

Baca Juga: Dirjen Hubud Kemenhub Tinjau Proges Pembangunan Bandara Soedirman Purbalingga

Lebih lanjut ia menjelaskan, saluran pembuangan dari bandara sudah cukup besar dengan lebar kurang lebih 3 meter dan kedalaman 2 meter.

Akan tetapi saluran penerus yang ada di luar bandara terlalu kecil hanya lebar 1 meter dengan kedalaman 1 meter.

Baca Juga: Bandar Narkoba di Banyumas Ditangkap Polisi

“Saluran yang ada di luar bandara tidak mampu menampung dan mengalirkan ke pembuangan, akibatnya air meluap ke jalan. Terlebih saat kejadian luapan itu juga tengah terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari 2 jam,” katanya.

Umar menyebut perlu adanya penanganan permanen meskipun luapan tersebut tidak rutin terjadi.

Baca Juga: Nasi Rames Pinggir Jalan Murah Rasa Spektakuler, Hanya Ada di Rasbun Pasar Segamas Purbalingga

Salah satunya dengan membuat gorong-gorong atau saluran penerus dengan ukuran yang lebih memadai.

"Sehingga mampu mengimbangi dan mengalirkan dengan baik pembuangan dari bandara," ujarnya.***

Editor: Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler