Realisasi Peningkatan Literasi Digital di Kabupaten Purbalingga

14 September 2021, 17:29 WIB
Flyer GNLD Kabupaten Purbalingga. /Kurniawan./

Lensa Purbalingga - Memasuki dekade ke-2 abad 21 makna literasi mengalami pergeseran makna. Literasi yang mulanya dimaknai sebagai kemampuan individu untuk mengetahui, memahami, dan mentransformasikan informasi atau pengetahuan melalui media tulis atau visual.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mendorong perlunya peningkatan literasi digital bagi penggunanya.

"Ada setidaknya 202 juta penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi internet. 170 juta di antaranya adalah pengguna sosial media" kata Kokok Herdhianto Dirgantoro pada sesi pemaparan materi di acara webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Menkominfo dan Siberkreasi, Selasa siang 14 September 2021.

Baca Juga: Rumah Warga Kutasari Purbalingga Rusak Berat Akibat Tertimpa Pohon Tumbang

CEO PT Jembatan Komunika Indonesia ini mengatakan dari total 274 juta penduduk Indonesia 53,81% didominasi oleh Generasi Y dan Z. Mereka adalah generasi yang sejak kecil sudah akrab dengan dunia digital.

Di sisi lain, pada 2020 teridentifikasi ada 2.024 hoaks yang disebar lewat media sosial. Kokok juga memperkirakan hingga akhir 2021 kemungkinan hoaks yang bisa tercatat bisa sampai 3.000.

"Mengingat hingga pertengahan tahun 2021 saja tercatat ada 1.660 hoaks, kemungkinan ini bisa sampai 3.000 hoaks hingga akhir 2021" terangnya.

Baca Juga: Dukung Capaian Kekebalan Kelompok, Polres Purbalingga Gelar Vaksinasi Massal di Kaki Gunung Slamet

Mario Antonius, dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta menambahkan bahwa warganet Indonesia, menurut hasil survey dari Microsoft adalah warganet paling tidak sopan di Asia Tenggara.

Kondisi ini coba diperbaiki dan diminalisir oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Dinarpus) Kabupaten Purbalingga dengan menggiatkan sosialisasi dan kampanye literasi digital.

"Kami terus mensosialisasikan E-Bangga (Elektronik Buku Purbalingga) agar tetap bisa optimal dalam melayani pemustaka di masa pandemi seperti ini" kata Jiah Palupi, Kepala Dinarpus Kabupaten Purbalingga.

Baca Juga: Sempat Tertimbun Longsor, Jalan Penghubung Antar Kecamatan di Kebumen Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Dinarpus juga terus mengoptimalkan fasilitas perpustakaan umum daerah dengan membuat Pocadi (Pojok Baca Digital), ruang multimedia, dan penambahan literatur.

"Kami, sebenarnya sebelum ada pandemi sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan kunjungan ke perpustakaan umum bagi siswa SD" terang Jiah Palupi.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di SMA Negeri 1 Kejobong Purbalingga, Antusias Siswa Sangat Tinggi

Dinarpusda juga terus menggiatkan keberadaan Perpustakaan Desa dan bekerjasama dengan berbagai kelompok pegiat literasi.

Salah satunya dengan Limbah Pustaka. Perpustakaan yang dikelola oleh Roro Hendarti di kediamannya, Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon.

Baca Juga: Bupati Husein Cerita Pancasila lewat Sambal, Warganet: Dari Keluh Kesah, Kritik, Sampai Nylekamin

Roro yang juga ikut menjadi pemateri di webinar tersebut mengatakan bahwa Limbah Pustaka dirintis sejak 2007. Selama 14 tahun menggiatkan literasi di Purbalingga, Limbah Pustaka selain menyediakan layanan perpustakaan umum, juga menyediakan ruang dan forum bagi pelajar dan mahasiswa untuk beraktivitas di situ.

"Kami berusaha sedekat dan seakrab mungkin dengan anak-anak, remaja, dan pemuda. Kami fasilitasi mereka berkegiatan" kata Roro.

Baca Juga: Menikah di Polres Purbalingga, RNS Tetap Tegar Meminang Pujaan Hatinya Meski Berstatus Tersangka

Jiah Palupi dan Roro Hendarti juga berharap dengan ertanya kerjasama antara pemerintah daerah dan pegiat literasi akan mampu meningkatkan kemampuan literasi terutama literasi digital di Kabupaten Purbalingga.***(TM).

Editor: Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler