Ribuan Santri Bersholawat di Halaman Gereja Jawa Penaruban Purbalingga, Wujud Kerukunan Umat Bergama

28 Februari 2023, 22:56 WIB
Ribuan Santri Bersholawat di Halaman Gereja Jawa Penaruban Purbalingga, Wujud Kerukunan Umat Bergama. /Dinkominfo Purbalingga.

Lensa Purbalingga - Penaruban bersholawat dalam rangka khataman santri Majelis Taklim (MT) Nurulloh Junjung Drajat dan Harlah ke 3 Tari Sufi Purbalingga.

Namun ada yang beda di Penaruban bersholawat. Acara berlangsung di halaman Gereja Kristen Jawa (GKJ) Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga.

Baca Juga: Anggaran Pembangunan Purbalingga Terbatas, OPD Diminta Berinovasi dan Membangun Skala Prioritas

Penaruban bersholawat mengundan kyai kondang Abah Drs. K.H. Amin Maulana Budi Harjono, pengasuh Ponpes Al-Ishlah Tembalang, Semarang.

Tak kurang dari 1.000 orang menghadiri acara Penaruban bersholawat, dalam rangka khataman santri Majelis Taklim (MT) Nurulloh Junjung Drajat dan Harlah ke 3 Tari Sufi Purbalingga.

"Ini wujud kerukunan yang harus kita pupuk dan kita jaga. Kalau ada suasana sorga yang diturunkan ke bumi, ya wujudnya kerukunan seperti ini," ujarnya kemarin.

Baca Juga: Polres Purbalingga Amankan 1,55 Gram Sabu dari 3 Warga Banjarnegara dan Warga Mrebet

Dalam acara itu banyak hadirin yang terpesona oleh tarian yang ditunjukkan santri KH. Amin Budi Harjono itu.

Kiai Budi (begitu ia biasa disapa) sengaja membawa murid tari sufinya ke acara Penaruban Bersholawat.

Ia yang tampil penuh humor selanjutnya mengajak kepada warga Desa Penaruban dan sekitarnya untuk terus memupuk kerukunan di tengah-tengah perbedaan.

"Setiap orang kan merindukan sorga. Sorga dalam bahasa Arabnya, Jannah. Di Jannah itu ada taman, ada keragaman yang tumbuhannya berbeda-beda. Mari kita jaga keberagaman itu," ujar guru besar Tari Sufi Nusantara ini.

Baca Juga: Diterjang Hujan dan Angin Kencang, Belasan Rumah di Bukateja Purbalingga Porak Poranda

Kiai Budi juga mengajak, agar para jamaah selalu menjaga kerukunan dan rasa cinta kepada sesama di lingkungan Rukun Tetangga (RT).

"Inilah Indonesia, harus rukun, diikat sesanti Bhineka Tunggal Ika, yang artinya meskipun berbeda-beda tetaplah satu," tuturnya.

Baca Juga: Genap Dua Tahun Pimpin Purbalingga, Tiwi-Dono Wujudkan Masyarakat Mandiri, Bertaqwa dan Berahlakul Karimah

Perwakilan pengurus GKJ Penaruban, Purbalingga, Prasetyo menyampaikan, pihak Gereja memang mempersilakan acara tersebut berlangsung di halaman gereja.

"Mengingat, halaman MT Nurulloh Junjung Drajat yang tidak cukup menampung jemaah yang datang kami persilahkan, kami dari Gereja juga membantu," ungkapnya.***

Editor: Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler