Network
Lensa Purbalingga – Para pedagang yang biasa berjualan di sekolah-sekolah, masuk dalam Jaring Pengaman Sosial (JPS), mereka merupakan salah satu sektor yang terdampak langsung adanya pandemi Covid-19.
Hal ini diungkapkan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, ketika menerima bantuan uang dari keluarga besar PGRI, di pendopo Dipokusumo, Rabu (15/4) kmarin.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Purbalingga, bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP dan SMA/SMK, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD dan Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) se Purbalingga, berhasil mengumpulkan dana bantuan sebesar Rp 178 juta.
Baca Juga: Baru Saja Mendapatkan Program Asimilasi, 4 Napi Dibekuk Kembali
“Uang itu untuk dana jaring pengaman sosial kepada masyarakat terdampak pandemic Covid 19, khususnya pedagang informal yang bisa berjualan di sekolah-sekolah,” kata Tiwi.
Bantuan dana itu, lanjut Tiwi, nantinya dikonversikan dalam bentuk paket sembako, dan didistribusikan kepada para pedagang jajanan sekolah.
Tercatat oleh Dinas Pendidikan, ada 2.382 pedagang informal yang berjualan di sekolah-sekolah di wilayah Purbalingga.
Baca Juga: Ketahanan Pangan Kabupaten Purbalingga Ditengah Pendemi Covid-19, Bupati Tiwi : Aman
“Pemerintah Kabupaten Purbalingga tidak saja menerima bantuan berupa APD dan Masker, namun PGRI beserta jajarannya memberikan bantuan untuk Jaring Pengaman Sosial, khususnya bakul-bakul yang ada di sekolah,” bebernya.
Ribuan pedagang itu terpaksa tidak berjualan, karena sejak 16 Maret lalu, seluruh sekolah di Purbalingga menerapkan home schooling alias menjalani kegiatan belajar di rumah menyusul pandemic Covid 19.
