23 Maret Hari Peringatan Bandung Lautan Api, Ini Sejarahnya Jangan Dilupakan

- 23 Maret 2022, 09:35 WIB
Monumen Bandung Lautan Api Monumen Bandung Lautan Api bandung.go.id
Monumen Bandung Lautan Api Monumen Bandung Lautan Api bandung.go.id /Monumen Bandung Lautan Api bandung.go.id

Hubungan Indonesia dan Inggris pun semakin memanas. Tentara sekutu sempat meminta kembali senjata rampasan pasukan Jepang yang dimiliki pejuang Indonesia, namun tidak direspons oleh para pejuang dan pemuda. Ditambah warga Belanda telah dibebaskan mulai mengganggu keamanan.

Bentrokan antara TKR dan tentara sekutu pun terjadi. Pasukan Indonesia melancarakan serangan pada malam tanggal 24 November 1945 pada markas-markas sekutu yaitu Hotel Preanger dan Savoy Homann, Lapangan Terbang Andir, dan tangsi Jepang di Tegalega.

Baca Juga: Sejumlah Rumah Warga Kelurahan Bancar Purbalingga Gugur Diterjang Derasnya Sunagau Klawing

Situasi kian tidak terkendali saat serangan dibalas oleh Inggris. Belum lagi keesokan harinya pada tanggal 25 November, pintu air Cikapundung di Dago jebol hingga menyebabkan banjir besar dan menewaskan puluhan warga Bandung.

Brigadir MacDonald pun bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Mr. R. Sutarjo Kartohadikusumo di markas tentara sekutu pada tanggal 27 November 1945.

Brigadir MacDonald kemudian mengeluarkan ultimatum yang berisikan ancaman penembakan kepada seluruh warga Indonesia yang kedapatan membawa senjata, berada disekitar pos-pos tentara Inggris, Jepang, dan pasukan Recovery of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI), dan meminta untuk meninggalkan Bandung Utara.

Baca Juga: Perangkat Desa Galuh Purbalingga Dituntut 1 Tahun 9 Bulan Atas Dugaan Kasus Korupsi

Tenggat waktu pemenuhan ultimatum adalah tanggal 29 November 1945. Namun, para pejuang Indonesia mengabaikannya dan tetap menyusun strategi perlawanan gerilya dan sporadis di berbagai daerah di Bandung.

Awal tahun 1946, pertempuran kian memanas. Pada Januari 1946, TKR diubah namanya menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), dan kemudian Tentara Republik Indonesia (TRI).

Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua yang disampaikan kepada Perdana Menteri Syahrir pada tanggal 23 Maret 1946.

Halaman:

Editor: Teguh Priyatno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah