Pentingnya Manajemen Konflik bagi ASN dan Perangkat Desa di Purbalingga

- 27 Juni 2022, 21:21 WIB
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, R. Imam Wahyudi.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, R. Imam Wahyudi. /Laksa Tiar Makmuria./

Lensa Purbalingga - Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, R. Imam Wahyudi, menerangkan, pentingnya ASN di Kecamatan dan Perangkat Desa di Purbalingga menguasai manajemen konflik.

Salah satu hal yang perlu diketahui, kata Imam, adalah mendeteksi dini potensi konflik.

Baca Juga: Pelepasan Jamaah Calon Haji, Ini Pesan Wabup Purbalingga

Pendekatan yang bisa dilakukan, lanjutnya adalah mengetahui poin yang berpotensi menjadi ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan.

“Setelah reformasi 98 kita termasuk yang ada di Desa jangan sampai terlena bahwa kita berpikiran tidak ada potensi gangguan ancaman keamanan,” katanya pada Senin, 27 Juni 2022, di Gedung Andrawina, Owabong.

Baca Juga: KIB Versi Parpol di Purbalingga Disorot Arisha Puteri Braling, Mau Mencalonkan Riza Ardiana?

Konflik di di suatu daerah juga biasanya terpicu karena perbedaan pilihan pada saat dan setelah kontestasi politik baik Pilkada maupun Pilkades.

Selain, itu diberinya otoritas terhadap desa untuk mengelola sumber-sumber kekayaan desa membuat potensi konflik di pusat merembes sampai ke desa.

“Dulu BPD (Badan Perwakilan Desa) bisa melakukan impeach terhadap Kades dan itu menimbulkan potensi konflik. Pemerintah kemudian mensiasati dengan aturan seperti mengubah nomenklatur BPD menjadi Badan Permusyawaratan Desa yang membatasi pengawasan BPD,” imbuhnya.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling Kabupaten Purbalingga Hari, Selasa 28 Juni 2022

Padahal, kata Imam, pemberian otonomi bagi desa adalah niat baik pemerintah untuk memajukan Indonesia dari desa.

Dia menekankan, pemerintah Desa untuk lebih mencermati definisi otonomi Desa yang berpotensi menimbulkan gejala konflik.

Baca Juga: Lakpesdam PCNU Purbalingga Gelar Juguran, Ini yang Dibahas

Otonomi Desa yang dimaksud adalah pemerintah Desa tetap harus berkoordinasi komprehensif dengan Pemkab, bukan berjalan sendiri.
 
“Otonomi yang dimaksud adalah Desa diberi keleluasaan mengolah potensi yang dimiliki tanpa mengabaikan koordinasi dengan Pemkab,” ujarnya.

Baca Juga: Pengurus KONI Se Dulongmas Adakan Pertemuan di Purbalingga, Ada Apa?

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Purbalingga, Sadono, mengatakan, pemahaman semacam itu mesti ditanamkan kepada seluruh elemen masyarakat.

Kesbangpol Purbalingga sendiri, melaksanakan kegiatan pelatihan kewaspadaan kepada aparatur yang ada di wilayah Kecamatan dan Desa sebagai upaya pemahaman bagi jajaran ASN.

“Ini adalah salah satu inovasi dari kami dengan melibatkan unsur masyarakat lain untuk pendeteksian dini potensi konflik,” kata Sadono.***

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x