Rasbun Bobotsari Legenda Nasi Bungkus Purbalingga

- 4 Januari 2023, 05:13 WIB
Rasbun Bobotsari Legenda Nasi Bungkus Purbalingga.
Rasbun Bobotsari Legenda Nasi Bungkus Purbalingga. /Laksa Tiar Makmuria./

Lensa Purbalinga - Rushadi pedagang rames bungkus (Rasbun) di Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga selalu berjualan meski diguyur air hujan.

"Hujan tidak hujan, selama sehat tetap buka, mas" kata Rushadi pedagang rasbun di Purbalungga yang tak hentinya melempar senyum kepada setiap pelanggannya.

Baca Juga: Pesan Tiwi Kepada ASN Kemenag Purbalingga Jelang Tahun Politik: Jaga Kerukunan Umat

Lelaki yang sudah sejak tahun 2000 berjualan Rasbun ini tetap setia mengemper pada pinggang jalan Sersan Sayun.

"Tadinya saya berjualan di situ (menunjuk SPBU baru) setelah ada Pom Bensin jadi pindah ke sini," lanjutnya.

Baca Juga: Jadwal Acara MNC TV Hari Ini Selasa 3 Januari 2023, Upin & Ipin, Mentari dan Jinny hingga Family 100

Rushadi kini melapak di depan warung mie ayam pasar lama Bobotsari. Sejak maghrib hingga setidaknya pukul 2 dinihari dia menjajakan Rasbun.

Rasbun sendiri sebenarnya menu makanan yang sederhana. Nasi berbungkus daun pisang dengan lauk orek tempe.

Lauk tambahannya hanya sepotong rempeyek tempe seukuran bentangan telapak tangan.

Baca Juga: Erhanesia Mulia Corpora Rangkul Puluhan UMKM Purbalingga saat Gelar Pengajian Akbar Sambut Tahun Baru

Namun ketika suapan pertama masuk mulut, nasi putih yang pulen dan orek tempe yang pedas manis sungguh menggoyang lidah.

Renyahnya rempeyek tempe yang juga gurih dan pas membuat mulut sulit berhenti mengunyah.

Rushadi mematok harga untuk sebungkus Rasbun sangat ramah bagi kocek pelanggan.

Sebungkus Rasbun dihargai Rp5.000 dan rempeyek tempe per lembarnya Rp2.000. Berbekal uang Rp10.000 pun tetap menerima kembalian.

Baca Juga: Empat Jabatan Eselon II Pemkab Purbalingga Kosong, Bupati Tiwi Segera Lakukan Lelang Jabatan

Suatu malam, Pak Rushadi bercerita, pernah didatangi seorang lelaki paruh baya berambut putih dan gagah.

"Saya baru tahu itu Pak Triyono (Bupati Purbalingga periode 2000-2010) waktu nanya ke teman," terangnya dengan mata berbinar.

Baca Juga: Kejaksaan Negeri Purbalingga Tingkatkan Kasus Dugaan Korupsi Desa Sindang dari Penyelidikan jadi Penyidikan

Waktu itu, katanya, Triyono Budi Sasongko datang sendirian dan mengobrol cukup lama dengannya.

Mengobrol soal wajah Purbalingga sejak zaman Goentoer Darjono. Keramahan dan ke-"blakasutaan"-nya menjadikan setiap pelanggannya kerasan.

Dinginnya malam terus menggigiti kulit keriput Rushadi yang berselimut jaket lusuh warna hijau.

Jarum jam merujuk pukul 21.00 WIB saat Tim Lensapurbalingga.com pamit setelah menghabiskan 3 bungkus Rasbun dan 4 lembar rempeyek tempe.***

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x