Tak hanya empat menteri di atas yang mundur, setidaknya sebanyak sembilan anggota parlemen juga menyatakan berhenti menyusul gelombang demonstrasi warga dalam nuansa krisis politik Lebanon ini.
Insiden ledakan timbunan materiam ammonium nitrat itu sekurangnya menewaskan 200 orang, menghancurkan area hingga radius 5 kilometer.
Ledakan mengakibatkan 300.000 penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal layak akibat hancur atau rusak berat terdampak ledakan.
Baca Juga: Sebelum Diamankan Anggota Polsek Kemangkon, Pencuri Motor Ini Terlibat Kejar-kejaran Dengan Warga
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan pada Selasa, 4 Agustus lalu disebabkan oleh timbunan amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan tanpa pengamanan selama bertahun-tahun.
Bahan tersebut seharusnya dikirim ke Mozambik dari Georgia. Namun kapal tidak diizinkan meninggalkan Beirut karena belum membayar biaya pelabuhan.
Ledakan hebat tersebut menyebabkan setidaknya 160 orang meninggal dunia dan lebih dari lima ribu orang terluka.***