Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Raden Katuhu Dilaporkan ke Adipati Wirasaba

22 Mei 2022, 20:34 WIB
Tangkapan layar, Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Raden Katuhu Dilaporkan ke Adipati Wirasaba. /Tiar Laksa Makmuria./

Lensa Purbalingga - Babad Banyumas Mertadiredjan adalah salah satu versi Babad Banyumas yang ditulis antara tahun 1816-1830.

Babad Banyumas Mertadiredjan adalah naskah babad milik Adipati Mertadiredja I, Bupati Kanoman Banyumas.

Babad ini ditulis ulang sekitar tahun 1904 oleh Carok Jaksa Magetan, Raden Natahamidjaja.

Baca Juga: Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Kisah Raden Katuhu Membakar Diri

Salinan inilah yang dikenal oleh masyarakat umum Banyumas sebagai Babad Banyumas.

Kemudian, pada 2020, Nasirun Purwakartun menranslet naskah tersebut ke bahasa Indonesia.

Babad Banyumas Mertadiredjan ini ditulis dalam bentuk macapat yang terdiri dari ratusan guru Gatra dan bait.

Baca Juga: Rakernas V Projo, Jokowi: Urusan Politik 2024 'Ojo Kesusu'

Berikut adalah lanjutan Babad Banyumas Mertadiredjan yang menuliskan tentang Raden Katuhu Dilaporkan ke Adipati Wirasaba dalam bahasa Indonesia.

108.
Berkata gugup Ki Ageng Buwara pada sang istri
Rubiyah, kemarilah
Kamu akan saya beri tahu
Anakmu baru masuk ke kobaran api

109.
Namun setelah apinya padam
Wajah anakmu terang bercahaya
Cerah bagaikan matahari terbit
Seperti penjelmaan para dewa

Baca Juga: Calon Presiden yang Didukung Jokowi Selangkah Lebih Maju Menuju RI 1

110.
Nyai Ageng Buwara kaget mendengarnya
Cemas hati dibuatnya
Kalau memang begitu adanya, Kyai
Baiknya dilaporkan ke Adipati saja

111.
Wahai Rubiyah, nanti dulu, sabar sebentar
Kita menata nafas dulu
Waktunya tanggung sudah malam
Lebih baik besok siang saja

112. Demikianlah, ketika pagi datang
Ki Ageng Buwara berangkat Menghadap ke Kadipaten Wirasaba Adipati Wirasaba sedang duduk di singgasana Ki Ageng Buwara menghadap dan melaporkan

Baca Juga: Gelar Pembekalan Bacaleg, PKB Purbalingga Targetkan Minimal 11 Kursi Pada Pileg Pemilu 2024

113. Berkatalah ia kepada sang Adipati
Saya ini sekarang memiliki seorang anak laki-laki Anak pungut yang mengembara

114. Dia punya kemampuan bisa masuk dalam api. Api yang menyala berkobar-kobar
Setelah apinya padam dia keluar
Tak ada gosong, malah terlihat bercahaya

115. Mendengar hal itu gembiralah sang Adipati
Kemudian berkata pelan
Oh adikku, panggillah dia segera
Saya ingin bertanya padanya

Baca Juga: IPHI Purbalingga Diajak Ikut Membatu Turunkan Kemiskinan dan Tingkatkan IPM

116. Prajurit pun diperintahkan pergi
Hingga sampailah di desa Buwara
Bertemu dengan Raden Katuhu
Diminta menghadap Adipati

117. Raden Katuhu segera berangkat
Tak lama kemudian sudah sampai
Kemudian masuk dan menyembah
Diusaplah kepalanya kemudian duduk bersila

118. Kemudian ditanya oleh sang Adipati
Wahai ananda kamu siapa
Dari mana asal muasalnya
Dan siapakah nama ayahnya

Baca Juga: Bupati Tiwi Terima Penghargaan Anugerah Tanda Mata Kemenag RI

119. Raden Katuhu menunduk sambil menyembah
Bahwa hamba sebenarnya anak Raden Putra dari Pajajaran

120. Sang Adipati berkata pada Ki Ageng Buwara Oh adikku, anakmu itu
Saya ambil jari anak angkat
Saya jadikan anak turunan

121. Terkenalah kemudian, sang Adipati mengangkat anak Yang sudah dianggap seperti anak sendiri Selama di dunia sampai kelak nanti akhirnya Sudah menjadi keluarganya sendiri.***

Editor: Kurniawan

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler