Pengamat Menilai Closing Statement Prabowo Dalam Debat Kelima Capres Menunjukan Sosok Negarawan Sejati

5 Februari 2024, 18:36 WIB
Pengamat Menilai Closing Statement Prabowo Dalam Debat Kelima Capres Menunjukan Sosok Negarawan Sejati. /Facebook Prabowo Subianto.

Lensa Purbalingga - Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menyoroti closing statement atau pernyataan penutup yang disampaikan Prabowo Subianto pada debat kelima capres, Minggu 4 Februari 2024.

Menurut Igor, kalimat penutup Prabowo di saat debat sangat berkualitas dan menunjukkan bahwa Prabowo adalah seorang negarawan sejati yang kaya pengalaman dan bijaksana.

“itu closing statement seorang negarawan ya, jadi maksudnya hanya dia yang mengatakan meminta maaf kepada paslon 01 dan 03 jika dalam kampanye terjadi kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan di hati, yang lain belum sampai level itu,” ujar Igor, Senin 5 Februari 2024.

Tidak hanya meminta maaf, Igor juga menganggap Prabowo memperlihatkan sikap kedewasaannya dalam berdemokrasi, pilpres hanya sekedar kompetisi 5 tahun sekali, di luar itu semuanya adalah sahabat.

“Prabowo juga misalnya dengan legowo mengatakan bahwa ini hanya sekedar kompetisi, tapi setelah kompetisi selesai kita adalah teman, sahabat. Jadi artinya juga dia menerima masukan-masukan yang dianggap baik untuk kemajuan Indonesia,” paparnya.

Baca Juga: Lewat Shopee Affiliate dan Shopee Live, Guru Honorer Ubah Hidup Lebih Baik dan Jadi Kreator Berprestasi

Lanjut Igor, Prabowo tidak gengsi ketika lawan debatnya baik Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan menyampaikan gagasan atau program yang baik maka akan ikut mendukungnya.

Sebab bagi Prabowo semua program dari paslon lain yang baik akan diadopsi untuk menjadi jembatan membawa Indonesia Emas 2045.

"Prabowo juga akan mengadopsi misalnya dia mengatakan bahwa program 01 dan 03 itu juga banyak baiknya dan banyak kesamaannya dengan 02. Yang sama-sama di antara 3 pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ini, punya tujuan untuk misalnya menjadikan Indonesia lebih baik menuju jembatan emas 2045,” ungkapnya.

Igor meyakini jika Prabowo resmi terpilih menjadi presiden didampingi Gibran sebagai wakil presiden akan merangkul semua kalangan.

Dia juga memprediksi Prabowo akan mengajak pihak yang kalah untuk bergabung untuk kemajuan Indonesia.

“Jadi kalau aku lihat sikap Prabowo itu menunjukkan bahwa dia memang layak dipilih jadi presiden gitu ya, dia seorang negarawan, dia meminta maaf dan potensi satu putaran begitu,” ucapnya.

“Kalau saya telusuri melakukan konten analisis Pak Prabowo itu memang selalu mengatakan bahwa dia juga punya keinginan untuk misalnya merangkul 01 dan 03 jika seandainya dia terpilih menjadi presiden,” tambahnya.

Baca Juga: Bus dan Truk Kecelakaan Masuk Jalur Penyelamat Bayeman Purbalingga, Polisi Lakukan Evakuasi

Lebih Jauh Igor menyampaikan, Prabowo menjadi figur yang mampu melanjutkan legacy dari Presiden Jokowi yang lebih mengutamakan rekonsiliasi nasional dari pada memelihara permusuhan yang dapat menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat.

“Itu statementnya sudah berulang-ulang kali diungkapkan oleh Pak Prabowo gak banyak sih, tapi memang dia mengatakan itu karena dia belajar dari pengalaman dia sendiri ya betapa bagusnya Jokowi itu mengajak dia untuk bekerja sama di pemerintahan yang sekarang,” katanya.

Baca Juga: AB Solissa Menilai Mahfud MD Tidak Efektif Dongkrak Elektabiltas, Gagal Bangun Citra Politik di Mata Publik

Sebaliknya menanggapi closing statement capres lain, Igor menyayangkan tidak memberikan kesejukan dan kedamaian bagi berlangsungnya Pilpres 2024 ini.

Menurutnya, hal itu tidak begitu disukai oleh masyarakat Indonesia yang cenderung lebih menyukai ketenangan dan ketenteraman.

“Jadi itu yang itu yang tidak didapati oleh pasangan 01 dan 03 yang di dalam closing statementnya malah justru dengan sangat sombong mengungkapkan misalnya kalau Anies dengan Muhaimin, perubahan adalah sesuatu keniscayaan. Padahal perubahan itu sesuatu yang bisa misalnya disetujui oleh masyarakat mengingat approval rating sangat tinggi sekali pemerintahan saat ini 80%,” jelasnya.

“Kalau untuk Ganjar misalnya dia masih mengkritik pemerintah dan bahkan misalnya mengatakan hal-hal yang sebenarnya di dalam closing statement itu tidak perlu karena closing statement memang sebaiknya mengungkapkan hal-hal yang misalnya diungkapkan oleh Pak Prabowo itu meminta maaf dan misalnya berkeinginan untuk Pemilu itu berlangsung adil dan jujur,” tukasnya.***

Editor: Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler