Baca Juga: Bantu Korban Letusan Gunung Semeru, Bantuan Polres Purbalingga Disalurkan di Lima Pengungsian
Sejauh ini, tercatat ada 9 santriwati yang menjadi korban kebejatan sang guru.
Namun, baru ada 4 santriwati yang mau membuka diri dan sedang menjalani rehabilitasi.
"Modus yang dilakukan oleh oknum pengajar ini adalah ketika anak itu sakit dan tetap tinggal di tempat, di kobong," tutur Ato Rinanto, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya, Minggu 12 Desember 2021.
Baca Juga: Wayang Lalu Lintas dan Badut Si Braling Polres Purbalingga Hibur Anak Korban Erupsi Gunung Semeru
Kemudian, pada saat subuh, pelaku melakukan aksi bejatnya kepada santriwati yang tidak mengikuti kegiatan karena sakit.
"Pada saat pagi hari atau subuh, pada saat yang lain mengikuti pengajian, maka yang sakit ini tetap tinggal di kobong. Di situlah kemudian si oknum itu melakukan aksi bejatnya," kata Ato Rinanto.
Artikel ini pernah tayang di Pikiranrakyat.com dengan judul: Guru di Tasikmalaya Diduga Cabuli 9 Santriwati, Kepala KPAID Ungkap Modus Pelaku: Dilakukan di Kobong.***