Lensa Purbalingga - Babad Banyumas Mertadiredjan adalah salah satu versi Babad Banyumas yang ditulis antara tahun 1816-1830.
Babad Banyumas Mertadiredjan adalah naskah babad milik Adipati Mertadiredja I, Bupati Kanoman Banyumas.
Baca Juga: Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Wasiat Raden Putra kepada Tiga Anaknya
Babad ini ditulis ulang sekitar tahun 1904 oleh Carok Jaksa Magetan, Raden Natahamidjaja.
Salinan inilah yang dikenal oleh masyarakat umum Banyumas sebagai Babad Banyumas.
Baca Juga: Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Ketiga Anak Raden Putra Menjalankan Wasiat
Kemudian, pada 2020, Nasirun Purwakartun menranslet naskah tersebut ke bahasa Indonesia.
Babad Banyumas Mertadiredjan ini ditulis dalam bentuk macapat yang terdiri dari ratusan guru Gatra dan bait.
Baca Juga: Balkondes di Golaga Tidak Terurus, Purbalingga Memikat Hanya Slogan
Berikut adalah lanjutan Babad Banyumas Mertadiredjan yang menuliskan tentang Banyak Sasra Menjodohkan Adiknya dalam bahasa Indonesia.
199.
Tak dikisahkan dalam perjalanan
Yang dikisahkan adalah Banyak Sasra
Saat sedang menyiangi tanamannya
Ki Jaka Kejawar datang saat itu
Bermaksud menawarkan dagangannya
Banyak Sasra kemudian bertanya
Di mana rumahmu?
200.
Ki Jaka menjawab sopan
Rumah saya di Desa Kejawar
Banyak Sasra ingat pesan
Yang disampaikan sang ayah
Waktu masih di Pajajaean
Ki Jaka Kejawar diajak pulang (ke rumah Banyak Sasra)
Sampailah mereka di rumahnya
Baca Juga: Sat Reskrim Polres Kebumen Tangkap Pencuri Spesialis Pencurian Sepeda Motor Matic
201.
Setelah keduanya duduk
Banyak Sasra dan Ki Jaka
Banyak Sasra mulai bertanya
Sang tamu membawa dagangan apa
Yang bertumpuk di pikulannya
Ki Jaka pelan menjawab
Saya berjualan sarung keris
202.
Di mana kamu tinggal?
Mengapa membawa dagangan sarung keris?
Ki Jaka kembali menjawab
Rumah saya di Banyumas
Tepatnya di Desa Kejawar
Jauhnya jarak bila ditempuh
Dari sini lima hari lamanya
Baca Juga: Penjual Angkring Meninggal Dunia, Polres Kebumen: Ada Dugaan Pencurian Dengan Kekerasan
203.
Banyak Sasra menyambung lagi
Apakah kamu mau menetap di sini?
Di sini banyak tumbuh pohon besar
Banyak batang kayu untuk bahan
Yang bagus sebagai dagangan
Ki Jaka Kejawar pelan menjawab
Terserah baiknya menurut Tuan
204.
Singkat cerita terjadilah kesepakatan
Ki Kejawar dinikahkan dengan Rara Ngaisah
Tak dikisahkan lamanya
Ki Jaka Pulang ke Desa Kejawar
Ayahnya gembira menyambutnya
Demikianlah yang diceritakan
Sampai kemudian Banyak Sasra meninggal.***