Lensa Purbalingga - Babad Banyumas Mertadiredjan adalah salah satu versi Babad Banyumas yang ditulis antara tahun 1816-1830.
Babad Banyumas Mertadiredjan adalah naskah babad milik Adipati Mertadiredja I, Bupati Kanoman Banyumas.
Baca Juga: Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Kyai Tolih Mendapat Ampunan dari Raja Majapahit
Babad ini ditulis ulang sekitar tahun 1904 oleh Carok Jaksa Magetan, Raden Natahamidjaja.
Salinan inilah yang dikenal oleh masyarakat umum Banyumas sebagai Babad Banyumas.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Tarif Ankot dan Ankudes di Purbalingga Naik, Ini Edaran Resmi Dinhub
Kemudian, pada 2020, Nasirun Purwakartun menranslet naskah tersebut ke bahasa Indonesia.
Babad Banyumas Mertadiredjan ini ditulis dalam bentuk macapat yang terdiri dari ratusan guru Gatra dan bait.
Baca Juga: Kasus Asusila Kembali Terjadi di Purbalingga, Paman Umur 17 Tahun Rudapaksa Keponakannya 15 Tahun
Berikut adalah lanjutan Babad Banyumas Mertadiredjan yang menuliskan tentang Amuk Kuda di Alun Alun Majapahit dalam bahasa Indonesia:
265.
Tak terhitung berapa lamanya Kyai Tolih di sana
Setelah itu tidak diceritakan lagi
Hingga pada suatu haru
Kuda tunggangan Sang Raja
266.
Terkejut melihat burung Garuda melayang cepat
Menuju kandang kuda
Terkejut bukan kepalang sang tunggangan
Mendadak merasa mendapat kekuatan luar biasa
267.
Hingga ia menabrak kandang sampai roboh
Kuda tunggangan melompat keluar
Pengasuhnya tak bisa menghalanginya
Bahkan ia pun ditabrak sampai terjatuh ke tanah
268.
Kuda tunggangan berlari kencang menuju alun-alun
Mendengus-dengus melonjak-lonjak
Gegerlah semua punggawa yang sedang menghadap raja
Semua berusaha menghalangi laju kuda
Baca Juga: Sopir Angkot Purbalingga Curhat ke Kapolres Odong Odong Angkut Penumpang
269.
Semakin ribut karena kuda bagaikan tengah mengamuk
Kakinya menyepak menerjang
Sungguh sangat mengerikan
Banyak orang yang terkena tendangannya sampai kesakitan
270.
Yang terkena sepakan kakinya, tulang bahunya patah
Bahkan ada yang remuk pecah tulang dadanya
Patah tulang kakinya sampai saling berlepasan
Para prajurit Majapahit pun bubar ketakutan.***