“Dengan gerakan yang ada dengan tren yang ada itu inline dengan hasil survei Prabowo Gibran yang kini leading ada di angka 39-42%, bahkan ada yang 45 sampai ada yang satu putaran,” katanya.
Baca Juga: Bawaslu Purbalingga Bantah Tudingan Salah Satu Ketua Parpol Terkait Pembiaran Netralitas ASN
Anthony melihat serangan pihak lawan terhadap kampanye gemoy untuk menutupi kekurangan atau melupakan program substansi dari gagasan visi misi paslon, hal itu merupakan sesuatu yang keliru.
Kata Anthony, narasi gemoy ada pada kanal tertentu saja, ia menyarankan para relawan atau capres-cawapres lebih baik fokus tidak banyak melakukan serangan terhadap kompetitornya sebab itu relatif lebih banyak merugikan.
“Bahwa gemoy itu kan sangat natural dan tidak bisa membendung bagaimana anak muda begitu menyukai pasangan Prabowo Gibran. Sementara jika ada pihak yang melakukan serangan-serangan biasanya yang mau menang ini diserang, yang kalah ini panik terus menyerang,” ucapnya.
“Dalam berpolitik ini kan it’s about game saja, siapa yang bisa merebut hati masyarakat siapa yang menghadirkan solusi dan dianggap bisa memimpin 250 juta jiwa penduduk di Indonesia ya itu yang akan keluar menjadi pemenang di Pilpres 2024,” tuturnya.
Lebih lanjut Anthony menyampaikan, tren gemoy sangat diterima oleh anak muda khususnya generasi Z dan milenial karena sesuai dengan gaya bahaya dan kultur mereka.
“Dalam artian ini sangat related dengan anak-anak muda yang memang senang pemimpin yang memang bisa berbicara dengan mereka lebih dekat bisa mendengar aspirasi mereka,” urainya.
Baca Juga: Prabowo Dinilai Gemoy Oleh Milenial dan Gen Z, Ini Rasa Kagum Kaum Muda Pada Capres No Urut Dua