Mampirlah di Rest Area Candi Batur Belik Pemalang, Sensasi Melepas Lelah Ditemani Ribuan Monyet

7 Mei 2022, 10:30 WIB
Rest area Candi Batur memiliki luas 3 hektar dengan suasana yang asri dan rindang ini berada di Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. /Teguh Priyatno/

Lensa Purbalingga - Para Pemudik yang akan menuju Purbalingga, Purwokerto dan Kebumen melewati ruas jalan Pemalang atau sebaliknya, pasti akan menjumpai rest area Candi Batur.

Rest area Candi Batur memiliki luas 3 hektar dengan suasana yang asri dan rindang ini berada di Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.

Baca Juga: Ini Destinasi Wisata di Jalur Mudik Pemalang Purbalingga

Namun, Anda jangan bertanya apakah ada candi yang berdiri. Memang betul, tak seperti namanya, rest area lokasi ini tidak ada candi

“Candi Batur, bukankah wisata candi, karena memang tidak ada candinya. Hanya saja warga kami kalau menyebut tempat yang dulu angker dan ada makam, disebut candi. Jadi memang tidak ada candinya," kata Ketua Pengelola Rest Area Candi Batur, Agus Subekti.

Baca Juga: Desa Wisata Serang dan Sirau Purbalingga Masuk 500 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022

Rest area ini memang sejak dulu memang favorit pemudik yang melintasi jalan provinsi Pemalang-Purbalingga.

Ribuan ekor monyet liar akan menyambut kedatangan para pengunjung. Monyet-monyet ini sudah biasa berinteraksi dengan manusia sehingga pengunjung bisa berinteraksi dengan monyet-monyet ini dengan aman.

Biasanya warga setempat, menyediakan kacang ataupun pisang, yang nantinya akan dibeli pengunjung untuk monyet-monyet ini.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Taman Widya Mandala Krida Bakti Pramuka Cibubur

Selain memiliki lahan parkir luas, pengunjung juga tidak ditarik biaya untuk bisa berinteraksi dengan satwa monyet ini. Dalam kurun waktu arus balik hingga H+3 Lebaran ini, tercatat sekira tiga ribu kendaraan yang mampir beristirahat ke lokasi tersebut.

“Tidak ada ticketing, warga hanya menyediakan jualan makan dan minum disini. Ada sekitar tiga ribuan kendaraan yang mampir ke sini ya. Tadi ada parkir untuk sumbangan pembangunan musala" kata Agus

Baca Juga: Lebaran 2022, Owabong Purbalingga Luncurkan Wahana Baru Jumping Slide, Pertama Kali Ada di Jawa Tengah

"Alhamdulillah, di tahun ini sudah komplit fasilitasnya dari toilet, musala dan lahan warung yang dimanfaatkan oleh UMKM, menjadi laris," imbuhnya.

Mengutip bulakan.desa.id, ada mitos yang berkembang di rest area ini. Siapapun yang datang memberi makan monyet ekor panjang ini, akan mendapatkan balasan rejeki berlimpah.

Selain mitos memberi makan, ada juga mitos mitos yang masih dipercaya oleh warga sekitar, untuk tidak menggunakan pakaian warna hijau muda.

Baca Juga: Bupati Banyumas Umumkan Kehadiran Bus Pariwisata untuk Masyarakat, 'Ini Gratis Betulan Alias Free'

Warna pakaian hijau muda ini, merupakan warna pakaian yang sama yang digunakan Dewi Rantamsari, penjaga di kawasan Candi Batur.

Kepala Desa Bulakan, Sigit Pujianto, mengakui adanya mitos yang berkembang tersebut. Bahkan, jika warga ada yang melanggar, yang bersangkutan akan terkena musibah.

“Ya, memang kepercayaan memang seperti itu. Warga sini, meyakininya,” katanya.

Baca Juga: Ini Dia 5 Pantai di Malang yang Wajib Dikunjungi, Apa Saja?

Terlepas benar atau tidak, menurutnya itu cerita leluhur, turun temurun yang harus di hormati.

Warga masih menjaga hutan lindung agar tetap alami dengan keasrian pohon-pohon besarnya. Kembali ke rest area.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Wonosobo yang Lagi Hits dan Wajib Dikunjungi saat Mudik Lebaran

Menurut Sigit, keberadaan monyet ekor panjang juga dipercaya membawa berkah bagi siapapun yang memberi mereka makan.

“Percaya atau tidak memang seperti itu mitosnya, dan warga masih mempercayainya. Bahkan setiap suro, pihaknya menggelar acara ritual dengan menyembelih kambing, dan kepalanya kami kubur di sekitar mata air,” imbuhnya.

 

 

 

Editor: Teguh Priyatno

Terkini

Terpopuler