Ekspedisi Sisik Naga, Mengungkap Kekayaan Alam Hutan Purbalingga

- 5 Oktober 2020, 13:20 WIB
Ekspedisi Sisik Naga/Lensa Purbalingga/Kurniawan.
Ekspedisi Sisik Naga/Lensa Purbalingga/Kurniawan. /

Lensa Purbalingga – Untuk mengungkap kekayaan alam hutan Purbalingga, Perhimpunan Pegiat Alam (PPA) Gasda bekerjasama dengan komunitas pecinta alam Purbalingga akan menggelar Ekspedisi Sisik Naga.

“Kami akan mendata dan mendokumentasikan kekayaan kawasan hutan alam yang masih dimiliki Purbalingga dari aspek biologi, sosial-ekonomi-budaya dan geologinya,” ujar Ketua Ekspedisi Sisik Naga, Gunanto Eko Saputro, Senin, 5 Oktober 2020.

Baca Juga: Kemit Forest Education, Wisata Alam Cilacap yang Tawarkan Ketenangan Batin bagi Pengunjung

Baca Juga: Awal Oktober 2020 Dibuka, Siap Asik-Asikan Bermain Air di Objek Wisata Lembah Selangit Purbalingga

Baca Juga: Sepucuk Surga di Kaki Gunung Slamet, Agrowisata Lembah Asri Serang Purbalingga

Menurutnya, ekpedisi tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan kawasan hutan alam Purbalingga yang masih tersisa.

Area tersebut ada di wilayah yang disebut dengan Zona Serayu Utara yang saat ini dibawah pengelolaan Perum Perhutani, KPH Banyumas Timur.

Wilayah tersebut membentang di utara Purbalingga dari Kecamatan Rembang, Karangmoncol, Karanganyar, Karangjambu sampai Karangreja yang berbatasan dengan Banjarnegara, Pekalongan dan Pemalang.

Baca Juga: Kutabawa Flower Garden, Destinasi Wisata di Purbalingga

Topografinya berbukit-bukit dan jika dilihat melalui google earth tampak seperti sisik-sisik naga. ”Oleh karena itu, kami menyematkan sebagai kawasan ‘Perbukitan Sisik Naga’ dan kegiatan ini dinamakan Ekspedisi Sisik Naga,” kata Gunanto.

Sesepuh Pecinta Alam Purbalingga yang juga Tim Ahli Ekspedisi Sisik Naga, Taufik Katamso, kekanekaragaman hayati di hutan yang ada di kawasan Perbukitan Sisik Naga tersebut masih sangat baik.

Ia menyebutkan hasil kajian Kelompok Biodiversity Banyumas, Javan Gibbon Foundation dan Kelompok Studi Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atmajaya (2018) menemukan keragaman flora dan fauna yang ada di Siregol, salah satu kawasan yang di Perbukitan Sisik Naga.

Baca Juga: Pantai Pecaron, Destinasi Wisata Tersembunyi di Kebumen

Taufik menhyebut beberapa fauna yang ditemukan bahkan ada yang dilindungi, iantaranya adalah, Elang Jawa (Nizaetus bartelsii), Owa Jawa (Hylobates moloch), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris).

Rangkong Julang Emas (Aceros undulatus), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), bahkan pada 2018 lalu ada perjumpaan dengan Macan Tutul (Panthera pardus). “Flora langka, seperti anggrek dan kantong semar juga banyak ditemukan di sana,” ujarnya.

Menurut Taufik yang sudah puluhan tahun berinteraksi dengan masyarakat sekitar hutan, kawasan hutan tersebut terus menerus mendapatkan ancaman dan tekanan terhadap kelestariannya.

Baca Juga: Dusun Sipentul Jadi Ekowisata di Purbalingga, Bikin Penasaran!

Misanya, penebangan liar, alih fungsi menjadi lahan pertanian, perambahan hutan, perburuan satwa liar serta pengembangan wisata masal yang tidak ramah lingkungan.

“Oleh karena itu, diperlukan upaya advokasi dan pelestarian agar kawasan hutan tersebut tetap lestari. Sebagai dasarnya, diperlukan data-data yang komprehensif tentang kawasan hutan tersebut sehingga kami mengadakan ekpedisi ini,” katanya.

Saat ini, Ekpedisi Sisik Naga sudah dimulai dengan pembekalan dan diskusi-diskusi tentang konservasi. Kegiatan utamanya akan dilaksanakan pada 24-28 Oktober 2020.***

Editor: Majid Ngatourrohman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x