Wow! Soedanto 'Dokter Seribu Rupiah, Kisah Pelayan Masyarakat di Papua

20 Februari 2021, 12:06 WIB
Soedanto yang dijuluki sebagai Dokter Seribu Rupiah oleh masyarakat Papua. /Akun Twitter @daniellsinaga

Lensa Purbalingga - Dokter Seribu Rupiah merupakan julukan untuk dokter F.X Soedanto, sebab ia hanya mengenakan biaya Rp 1.000 bagi setiap pasien yang berobat di kliniknya di Papua.

Ketika ditanya mengenai alasannya menjadi Dokter Seribu Rupiah, dia mengatakan tak ingin melihat siapapun tidak bisa berobat ke dokter, hanya karena tidak memiliki uang. Soedanto tulus ingin membantu orang yang kurang beruntung.

Baca Juga: Indro Warkop Ucapkan Selamat Hari Jadi Kabupaten Banyumas ke-450, 'Sekali Ngapak Tetap Ngapak'

Lalu bagaimana Soedanto dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sebagai Dokter Seribu Rupiah? Berikut kisahnya.

Dokter F.X Soedanto merupakan anak bungsu dari enam bersaudara yang lahir di Kebumen, Jawa Tengah. Ayahnya Umar adalah kontraktor dalam pemerintahan kolonial Belanda, dan Ibunya Mursila berprofesi sebagai perawat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 20 Februari 2021 : Aquarius Terlibat Adu Argumen, Pisces Akan Bahagia Dengan Pacar

Sebelumnya, dokter Soedanto belajar Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Gadjah Mada. Tetapi ia akhirnya berhenti dan memilih mendaftar di sekolah kedokteran sesuai dengan keinginan ibunya.

Lulus pada tahun 1975, Soedanto diwajibkan pemerintah untuk melakukan pelayanan di daerah pedesaan.

Beliau memilih Irian Jaya yang sekarang disebut Papua sebagai tempat tujuan pelayanan karena sangat menyukai daerah tersebut.

Baca Juga: Spoiler Manga Boruto: Naruto Next Generation Chapter 55 Telah Dirilis, Cek Bocorannya Disini!

Selain itu, alasannya memilih Papua karena disana tidak mengharuskan untuk membayar suap. Menurutnya, Papua tidak seperti di daerah Sulawesi, Jawa atau Sumatra yang harus menyuap pejabat.

Di Papua, Dokter Soedanto pertama kali ditugaskan di suku Asmat, sebelum ia dipindahkan ke Jayapura dimana ia bertugas di rumah sakit jiwa sampai ia pensiun beberapa tahun lalu.

Selama karirnya di Departemen Kesehatan, Dokter Soedanto mendapat penghargaan untuk penggunaan obat generik terbanyak.

Baca Juga: Soal Tantangan PKS ke Jokowi Satu Bulan Buktikan Merevisi UU ITE, Ferdinand: Nggak Mengerti Sistem?

Hingga akhirnya Dokter Soedanto membuka kliniknya sendiri yang hanya perlu membayar seribu rupiah saat berobat kesana.

Soedanto bahkan rela tidak dibayar, karena semua ini ia lakukan untuk menolong orang yang kurang mampu. 

"Sebelumnya, saya kenakan biaya Rp 500/pasien. Jumlah tersebut telah meningkat menjadi Rp 1.000, tapi jika seseorang membayar Rp 500 atau hanya dengan ucapan terima kasih, saya akan menerimanya," kata Dokter Soedanto seperti dikutip dari akun twitter @daniellsinaga.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 20 Februari 2021 : Taurus Akan Kehilangan Uang, Cancer Ada Kebebasan Finansial

Beliau juga memberikan setiap pasien obat-obatan yang sesuai dengan keuangan mereka.

"Mereka hanya membayar Rp 1.000 untuk biaya dokter. Bagaimana kita bisa memberi mereka resep untuk obat yang mahal? Mereka datang ke sini karena mereka memiliki uang yang terbatas jadi kami memberi mereka obat obatan dengan harga yang cocok untuk mereka," katanya.

Dalam satu hari, jumlah pasien yang ditangani Dokter Soedanto bisa mencapai 200 orang. Ia membuka prakteknya setiap hari, dari pukul 08:00 sampai 14:00.

Baca Juga: Ungkap Adanya Upaya Perusakan Ideologi Pancasila dan NKRI, Ferdinand Gelorakan 3 Sumpah dalam 'Ikrar Pemuda'

Bahkan sebelum pukul 08:00 sudah banyak yang mengantri di serambi Farmasi Rahmat, klinik Dokter Soedanto.

Selain penghasilan menjadi dokter, ia juga mendapatkan tambahan sedikit dari mengajar di Universitas Cendrawasih dan Rp. 2 juta dari uang pensiunnya.

Dokter Soedanto menikah dengan Elizabeth pada tahun 1977, hingga dikaruniai 5 orang anak.

Baca Juga: Kabar Bahagia! Kapolri Izinkan Penyelenggaran Sepak Bola Pra Musim Piala Menpora 2021, Simak Penjelasannya

Keluarganya tidak pernah mengeluh tentang keputusannya untuk hidup dengan sederhana, mereka mengaku sudah cukup.

Ketika ditanya mengenai berapa lama akan menjalankan prakteknya, Dokter Soedanto menjawab,

"Sampai saya tidak mampu melakukannya lagi." ujarnya.

Baca Juga: Wow! Vaksin Nusantara Masuk Uji Klinis Tahap 2, Ganjar Minta Segera Dikebut Proses Risetnya

Baca Juga: Pak Sulaiman Trending di Twitter, Sosok Guru dan Pendeta di Pedalaman Lembah Baliem Papua

Bahkan setelah bertahun-tahun ia tidak memiliki niat pergi dari Papua untuk kembali ke kampung halamannya.***

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler