Bulan Safar Sering Disebut Bulan Penuh Kesialan, Berikut Mitos Seputar 'Rebo Wekasan'

5 September 2021, 14:41 WIB
Ilustrasi Bulan Safar Sering Disebut Bulan Penuh Kesialan, Berikut Mitos Seputar 'Rebo Wekasan' /Pexels/Renato Danyi/

Lensa Purbalingga- Bulan Safar sering dikmanai sebagai bulan kekosongan. Hal ini didasarkan pada sejarah Islam di Arab Saudi yang menjelaskan kebiasaan masyarakat Arab zaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar.

Bulan Safar tahun 2021 (1443 H) akan jatuh pada hari Rabu tanggal 8 September 2021, ternyata banyak diselimuti mitos salah satunya adalah Rebo Wekasan

Bulan Safar adalah bulan kedua setelah Muharram pada penanggalan Hijriyah.

Beberapa masyarakat menganggap bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh bala atau musibah, sehingga amalan-amalan yang dilakukan tersebut bukan untuk mendapatkan pahala namun untuk melindungi diri dari kesialan.

Baca Juga: Bulan Safar Sering Disebut Bulan Yang Penuh Kesialan, Berikut 9 Amalan Sunah Yang Dapat Dilaksanakan

Beberapa tradisi dan amalan sunah pun dilakukan oleh beberapa masyarakat seperti kenduri, berpuasa, mandi safar dan lain sebagainya.

Padahal dalam Islam tidak ada yang namanya bulan sial. Seluruh bulan dianggap baik dan memiliki keutamaan serta keistimewaannya masing-masing, termasuk pada bulan Safar.

Dari buku berjudul "Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah" karya Ida Fitri Shohibah, orang Arab Jahiliyah beranggapan bahwa bulan Safar adalah bulan kesialan.

Baca Juga: Bulan Safar Sering Disebut Bulan Yang Penuh Kesialan, Berikut Peristiwa Penting Jaman Nabi Dan Refleksinya

Mereka beranggapan bahwa bulan Safar adalah bulan di mana Allah menurunkan kemarahan dan hukuman ke dunia.

Oleh karena itu, mereka berpikir ada banyak musibah dan bencana terjadi di bulan ini, khususnya pada Rabu pekan terakhir.

Selain itu orang Arab Jahiliyah di masa lalu berpendapat bahwa Safar berarti penyakit yang bersarang di dalam perut, akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya.

Baca Juga: 22 Keutamaan dan Fadilah Bacaan Ayat Kursi

Pendapat lain menyatakan Safar adalah sejenis angin berhawa panas yang menyerang perut dan mengakibatkan orang yang terkena menjadi sakit.

Selanjutnya, ada anggapan untuk tidak boleh menggelar kegiatan penting di bulan Safar, seperti pernikahan, khitan, dan lainnya.

Sementara itu dari buku berjudul "12 Bulan Mulia-Amalan Sepanjang Tahun" yang ditulis oleh Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, di masa lalu orang-orang Arab Jahiliyah menggunakan bulan Safar untuk meramal.

Baca Juga: Keutamaan dan Fadilah Ayat Seribu Dinar, Menarik Rezeki Setiap Hari

Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Malik ra, bahwa penduduk Jahiliyah meramalkan nasib dengan Safar dan mengatakan bahwa itulah bulan yang diramalkan.

Namun, Nabi Muhammad SAW kemudian menafikan hal itu.

Selain itu, mereka pun melarang orang-orang untuk melakukan perjalanan pada bulan Safar. Mereka beranggapan, perjalanan pada bulan Safar berarti menjemput kesialan dan dinilai berbahaya.

Baca Juga: 10 Rahasia Keutamaan Hari Jumat Yang Wajib Kamu Tahu, Dari Mandi Hingga Doa Yang Dikabulkan Penuh Pahala

Namun, ketika Islam datang, segala pemikiran yang keliru tersebut dibantah oleh Rasulullah SAW. Disebutkan, bahwa menganggap sial bulan Safar termasuk salah satu jenis tathayyur (menganggap kesialan karena sesuatu) yang terlarang.

Perbuatan tersebut dilarang oleh Allah, karena termasuk kebiasaan Jahiliyah.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Sahabat Abu Hurairah:

Baca Juga: Ingin Punya Anak Atau Keturunan, Ini Doa Agar Cepat Punya Anak

 "Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar" (HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad II/327). ***

Editor: Teguh Priyatno

Tags

Terkini

Terpopuler