Bulan Safar Sering Disebut Bulan Yang Penuh Kesialan, Berikut Peristiwa Penting Jaman Nabi Dan Refleksinya

- 5 September 2021, 14:06 WIB
Ilustrasi Bulan Safar Sering Disebut Bulan Yang Penuh Kesialan, Berikut Peristiwa Penting Jaman Nabi Dan Refleksinya
Ilustrasi Bulan Safar Sering Disebut Bulan Yang Penuh Kesialan, Berikut Peristiwa Penting Jaman Nabi Dan Refleksinya /Pixabay/

Lensa Purbalingga- Bulan Safar adalah bulan kedua setelah Muharram pada penanggalan Hijriyah.

Tahun 2021 (1443 H) ini Bulan Safar akan jatuh pada hari Rabu tanggal 8 September 2021.

Bulan Safar sering dikmanai sebagai bulan kekosongan. Hal ini didasarkan pada sejarah Islam di Arab Saudi yang menjelaskan kebiasaan masyarakat Arab zaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar.

Beberapa masyarakat menganggap bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh bala atau musibah, sehingga amalan-amalan yang dilakukan tersebut bukan untuk mendapatkan pahala namun untuk melindungi diri dari kesialan.

Baca Juga: Jadwal Acara AN TV Hari Ini Minggu 5 September 2021, Saksikan Ada Tayangan Hajatan Leslar Dan Berbagi Suami

Beberapa tradisi dan amalan sunah pun dilakukan oleh beberapa masyarakat seperti kenduri, berpuasa, mandi safar dan lain sebagainya.

Padahal dalam Islam tidak ada yang namanya bulan sial. Seluruh bulan dianggap baik dan memiliki keutamaan serta keistimewaannya masing-masing, termasuk pada bulan Safar.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُل لَّنْ يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلٰىنَا  ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

qul lay yushiibanaaa illaa maa kataballohu lanaa, huwa maulaanaa wa 'alallohi falyatawakkalil-mu-minuun

Baca Juga: Keutamaan dan Fadilah Ayat Seribu Dinar, Menarik Rezeki Setiap Hari

"Katakanlah (Muhammad), "Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.""

(QS. At-Taubah 9: Ayat 51)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
"Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa." (HR. Bukhari).

PERISTIWA PENTING DI BULAN SHAFAR

Baca Juga: 22 Keutamaan dan Fadilah Bacaan Ayat Kursi

Dalam sejarah Islam, bulan shafar menempatkan peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Islam dari zaman Rasulullah hingga kejayaan dan keruntuhunnya. Banyak peristiwa penting di bulan Shafar, diantaranya :

1. Pernikahan Rasulullah saw dengan Khadijah binti Khuwailid.

Menurut beberapa sumber Rasulullah SAW menikahi Khadijah rha pada bulan Shafar. Menurut Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri Rasulullah muda menikahi Khadijah atas prakarsa Nafisah binti Munabbih.

Mahar yang diberikan Rasulullah saw berupa unta 20 ekor dengan jarak usia lebih tua khadijah 15 tahun.

Baca Juga: 10 Rahasia Keutamaan Hari Jumat Yang Wajib Kamu Tahu, Dari Mandi Hingga Doa Yang Dikabulkan Penuh Pahala

2. Peristiwa Perang Al-Abwa.

Dalam Zaadul Maad Peristiwa ini terjadi pada bulan Shafar tahun ke 12 Hijrah. Perang Al Abwa disebut pula dengan Perang Waddaan.

Pembawa panji perang saat itu Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketika itu panji yang dibawa berwarna putih.

Kepemimpinan kota Madinah sementara waktu diserahkan kepada Saad bin Ubadah. Perang ini dilakukan khusus untuk menyergap kafilah Quraisy namun tidak membuahkan hasil.

Pada peristiwa ini Nabi berpesan kepada Makhsyi bin Amr adh-Dhamari, yang merupakan pemimpin Bani Dhamrah kala itu, untuk tidak saling berperang dan tidak membantu lawan. Perjanjian dibuat tertulis. Itu berlangsung selama lima belas malam.

Baca Juga: Memudahkan Urusan Yang Sulit, Begini Doa dan Amalannya

3. Tragedi Ar Raji’.

Pada tahun 3 H bulan Shafar datanglah kepada Nabi saw kaum dari Bani ‘Adhal dan al-Qaaroh dan menyatakan bahwa mereka masuk Islam.

Dalam Zaadul Maad dikisahkan Kedua kabilah itu meminta dikirim orang-orang yang dapat mengajarkan mereka tentang Islam dan membacakan kepada mereka al-Quran.

Nabi saw mengutus kepada mereka enam orang. -Ibnu Ishaq dan al-Bukhari menyebutkan: sepuluh orang.- yang dipimpin oleh Mursyid bin Abi Mursyid al-Ghanawi, yang salah satunya Khabib bin Adi.

Baca Juga: Ingin Kaya Banyak Harta yang Barokah, Ini Doa dan Amalannya

Namun, ketika rombongan sampai pada suatu tempat bernama Ar Raji’ dua kabilah tersebut berkhianat.

Para utusan Islam dibantai dengan dibantu oleh kabilah Hudzail dan menawan Khabib bin Adi dan Zaid bin ad-Datsiah.

Kemudian keduanya dijual di Mekkah. Mereka berdualah yang nantinya membunuh tetua kabilah Hudzail pada perang Badar.

Baca Juga: Fadilah Dan Keutamaan Surat Al Fatihah Yang Jarang Diketahui Orang

4. Tragedi Bi’ir Ma’unah.

Peristiwa Bi’ir Ma’unah terjadi pada bulan Shafar tahun 4 H selang beberapa saat setelah tragedi Ar Raji’.

Diceritakan dalam Hayat Muhammad karya M Husain Haikal pada waktu itu Rasulullah saw menawarkan keIslaman kepada Abu Bara’ Amr bin Malik.

Namun Abu Bara’menolak dengan halus. Kemudian ia menawarkan kepada Rasulullah saw agar mengutus sahabatnya ke Najd untuk mengajak kaum Najd memeluk Islam.

Baca Juga: Fadilah Surat Al Waqiah, Tidak Akan Ditimpa Kefakiran Seumur Hidup

Atas jaminan dari Abu Bara’ Rasulullah saw kemudian mengutus Al Mundhir bin Amr dari Bani Sa’idah beserta 40 sahabat pilihan menuju Najd.

Ketika sampai di Bi’ir Ma’unah para utusan berhenti dan mengutus Haram bin Milhan membawa dari Rasulullah kepada Amir bin Thufail.

Namun surat itu tidak dibaca Amr, bahkan Amr membunuh Haram bin Milhan. Kemudian Amir bin Thufail meminta bantuan kabilah Bani Amir yang akhirnya ditolaknya karena ada jaminan perlindungan (suaka) dari Abu Bara’.

Baca Juga: 20 Keutamaan Surat Al Waqiah, Dari Kekayaan Berlimpah hingga Mempermudah Sakaratul Maut

Amir Bin Thufail kemudian mengajak kabilah Bani Sulaim dan mendapat sambutan. Pecahlah pertempuran antara Amir dan sekutunya dengan utusan Rasululah, akhirnya semua utusan terbunuh kecuali Ka’ab bin Zaid bin an-Najjar walaupun terluka dan bergelimpangan bersama jasad-jasad lain.

Dia hidup hingga gugur pada peristiwa perang Khandak.Pada pertempuran ini terbunuh pula ketua utusan Mundzir bin Uqbah bin Aamir sedangkan Amr bin Amiah adh-Dhamari ditawan.

Ketika tahu bahwa Amr dari kabilah Mudhar, Aamir memotong rambut dahinya (jambulnya) dan membebaskannya dengan jaminan yang ada pada Amiah. Amr bin Amiahpun kembali ke Madinah.

Baca Juga: 8 Fadilah dan Keutamaan Surat Al Mulk, Memperoleh Syafaat Hingga Menyamai Lailatul Qodar

Ketika sampai di Qorqorah di Sodr Qonaah (nama tempat) dia berteduh di sebuah pohon. Pada saat yang sama datanglah dua orang dari Bani Kilaab turut berteduh bersamanya. Manakala kedua orang dari bani Kilaab tertidur, Amr membunuh keduanya.

Amr merasa sedikit telah membalaskan apa yang telah dilakukan terhadap para sahabatnya. Tetapi ayalnya, ternyata kedua orang yang dibunuh itu telah memiliki perjanjian dengan Rasulullah saw, dan dia tidak menyadarinya.

Ketika sampai di Madinah Amr mengabarkan apa yang terjadi kepada Rasulullah saw dan apa yang dia lakukan terhadap dua orang dari Bani Kilaab.***

Editor: Teguh Priyatno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah