Bupati Purbalingga: Marhaenisme Ajaran untuk Melawan Kemiskinan dan Kebodohan

- 5 Juni 2022, 20:57 WIB
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menjelaskan bahwa ideologi yang digagas Sukarno, Marhaenisme adalah ideologi yang masih relevan hingga saat ini.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menjelaskan bahwa ideologi yang digagas Sukarno, Marhaenisme adalah ideologi yang masih relevan hingga saat ini. /Laksa Tiar Makmuria./

Lensa Purbalingga - Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menjelaskan bahwa ideologi yang digagas Sukarno, Marhaenisme adalah ideologi yang masih relevan hingga saat ini.

"Kalau dulu dengan perjuangan ideologi Marhaenisme, Bung Karno bisa mempengaruhi masyarakat Indonesia berjuang melawan penindasan, kolonialisme, imperialisme Belanda," kata Tiwi saat pembukaan Musyawarah Kabupaten Ke-III Keluarga Besar Marhaenis (KBM) Purbalingga, Minggu, 5 Juni 2022 di Gedung Andrawina Kompleks Owabong Cottage.

Baca Juga: Asyik, Car Fre Day di Purbalingga Akan Kembali Diaktifkan

Dia menuturkan, Marhaenisme merupakan perkakas ideologis yang saat ini memiliki fungsi untuk melawan kemiskinan dan kebodohan.

"Di saat ini, Marhaenisme menyerukan untuk melawan kemiskinan dan kebodohan, jadi ini masih sangat relevan," kata bupati yang kerap disapa Tiwi ini.

Baca Juga: Kakek di Kutasari Purbalingga Kepergok Nyolong Cabai Tertangkap Warga

Marhaenisme, kata Tiwi, sudah saatnya menunjukkan taringnya dalam rangka memperjuangkan si Marhaen-istilah bagi kaum kecil-untuk keluar dari jurang kemiskinan, terlebih semasa badai pandemi Covid-19.

"Terlebih, pada 2021 di Indonesia masih ada setidaknya 9,71% warga miskin dari total penduduknya," katanya.

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila, Bupati Purbalingga Ajak Pemuda Jadi Garda Terdepan Menjaga Dan Membela Pancasila

Badai pandemi juga semakin berat ketika anggaran daerah dipotong untuk menanggulangi Covid-19.

Halaman:

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x