Network
Lensa Purbalingga – Kepala Desa Brobot, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga Priyo Dwi Cahyono menyampaikan, bahwa pembangunan gedung kesenian dan pertemuan di Dusun V berdasarkan hasil musyawarah desa (Musdes).
“Sebelumnya ketika musyawarah di tingkat dusun (musdus) dilakukan di rumah-rumah warga. Dengan adanya gedung kesenian dan pertemuan ini, maka kegiatan berkesenian dan rembug warga dusun V dilakukan di gedung baru,” kata Priyo, Sabtu 25 Juli 2020.
Pembangunan gedung tersebut di mulai 2019 dan berada di tanah milik kas desa ini, serta dilengkapi dengan seperangkat gamelan yang merupakan pengadaan dari dana desa tahun 2017.
Baca Juga: Ketua DPC Gerindra Purbalingga Maju sebagai Bacawabup dalam Pilkada 2020, Poros Ketiga?
Baca Juga: Pilkada Purbalingga 2020, Gerindra, PAN, PKS Berkoalisi atau Simalakama
Baca Juga: Tim Penjaringan Covid-19 Cilacap Lakukan Cek Poin Dipintu Perbatasan
“Gedung kesenian ini dilengkapi dengan seperangkat gamelan yang rutin melakukan latihan setiap malam Rabu dan malam Minggu," ujarnya.
Selain itu, Desa Brobot Bojongsari juga telah memiliki dua gedung atau balai pertemuan lainnya.
Di Dusun 1 terdapat gedung pertemuan yang berbarengan dengan Gapoktan.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Raung, Masyarakat Diimbau Tetap Tenang dan Waspada
Baca Juga: Gerindra dan PKS Bangun Poros Baru di Pilkada 2020 Purbalingga, PAN ?
Baca Juga: Aksi Sosial Satlantas Polres Purbalingga,Berikan Bantuan Kepada Sukarjo
Sedangkan di Dusun 2 terdapat gedung pertemuan yang berbarengan dengan kantor BUMDes.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BECon MM mengapresiasi langkah Kades Brobot yang telah mengalokasikan Dana Desa untuk pembangunan gedung kesenian dan pertemuan di Dusun V.
Ia berharap, gedung kesenian dan pertemuan yang telah dilengkapi dengan seperangkat gamelan tersebut bisa menambah semangat warga desa untuk terus melestarikan warisan budaya lokal.
Baca Juga: Awas! Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Wisma Atlet
Baca Juga: Luka Akibat Digigit Curut, Sukardjo Dilarikan ke RSUD Gutheng
“Kalau bukan kita yang melestarikan budaya lokal, siapa lagi. Jangan sampai budaya lokal kita ini hangus tergerus jaman dan tergantikan budaya yang bukan asli Indonesia," tandasnya.***
