Network
Lensa Purbalingga - Alun-alun Purbalingga resmi dibuka untuk umum pada Sabtu, 12 September 2020.
Peresmian dilaksanakan pada sore hari oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi.
Banyak masyarakat berbondong-bondong hadir ikut serta mengabadikan dan melihat secara langsung momen bersejarah tersebut setelah akhirnya revitalisasi yang dikonsep sejak 2019 tersebut selesai.
Baca Juga: DKI Jakarta Kembali Terapkan PSBB, Ini Pernyataan Puan Maharani
Baca Juga: Jalani Sidang, Terdakwa Menangis Bertemu Hakim Pengadilan yang Merupakan Teman Sekolahnya
Baca Juga: Tanam Beringin di Alun-alun Purbalingga, Siapa Saja?
Penataan taman yang lebih rapi dengan fasilitas yang memadai menjadi suatu kenyamanan bagi para pengunjung.
Terbukti sehari setelah peresmian, tempat ini banyak dikunjungi oleh para pengunjung khususnya masyarakat purbalingga.
Melihat banyaknya pengunjung yang datang, Bupati Purbalingga mengimbau untuk para pengunjung agar selalu mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Covid-19.
Baca Juga: Wow! Tempat Pijat Family Reflexology Bukateja Berikan Cara Agar Tubuh Jadi Sehat dan Tampil Prima
Baca Juga: 7 Manfaat Daun Sereh bagi Kesehatan, Bisa Mengobati Penyakit Kulit
Namun, Imbauan tersebut justru menjadi bumerang bagi Tiwi, karena pada saat peresmian berlangsung, protokol kesehatan yang selama ini digembor-gemborkan pemerintah tidak dilaksanakan.
Salah seorang pengguna Facebook bahkan menyayangkan sikap pemerintah yang membiarkan kegiatan kumpul-kumpul tapi menutup sekolahan.
"Panitia Covid dan acara kumpul-kumpul yang masih kerap terjadi, TAPI SEKOLAH DILIBURKAN!" tulis akun @Mahirin di grup Facebook Purbalingga City "New Java" pada Minggu, 13 September 2020.
Hal tersebut pun direspons oleh pengguna Facebook lain yang sependapat dengan pernyataan di atas.
Baca Juga: Netizen Unggah Wajah Baru Alun-alun Purbalingga Setelah Direvitalisasi, Semakin Sedap Dipandang!
Baca Juga: Seorang Imam Masjid di Sumsel Dibacok ketika Mengimami Salat Magrib
"Itulah pemerintahan kita yang penuh dengan panggung sandiwara. Warga menjerit sekeras apa pun mereka tak akan pernah dengar, sekali terdengar kita yang akan diciduk dikira menyiarkan berita hoax. Aneh bin ajaib," tulis @Talita Saputri di kolom komentar.***
