Hari Ini 16 November 2020, Seluruh Dunia Peringati Hari Toleransi Internasional

16 November 2020, 15:51 WIB
Ilustrasi kampanye perdamaian dunia. /Manuel Elias/PBB

Lensa Purbalingga - Hari ini pada 16 November 2020 seluruh dunia secara serentak memeringati Hari Toleransi Internasional atau International Day of Tolerance.

Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap tahun ini merupakan hasil dari kesepakatan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB pada tahun 1995.

Baca Juga: Tingkatkan Ketahanan Budaya, Pekan Kesenian Rakyat Jawa Tengah Digelar Di Purbalingga

Setahun setelahnya, Sidang Umum PBB menyepakati penerapan Resolusi 51/95 yang menjadi dasar penetapan Hari Toleransi Internasional pada 16 November setiap tahunnya, seperti dikutip dari laman PBB.

Dipilihnya tanggal 16 November ini diambil dari peringatan hari kelahiran Mahatma Gandi ke-125 pada 16 November 1994 oleh UNESCO. Nilai-nilai yang digaungkan Mahatma Gandhi tentang perdamaian, antikekerasan dan kesetaraan dianggap mewakilkan semangat Hari Toleransi Internasional oleh PBB.

Peringatan ini sendiri dilatarbelakangi oleh banyaknya keragaman yang ada di seluruh dunia. Dalam hal ini toleransi merupakan penghormatan dan apresiasi akan keberagaman budaya dunia, bentuk ekpresi dan cara menjadi manusia seutuhnya.

Baca Juga: Progres Capai 79 Persen, Menhub Uji Coba LRT Jabodebek

Mengutip toleranceday.org, poin penting dari Hari Toleransi Internasional adalah bagaimana kita dapat merayakan keberagaman dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Opini dan ide yang berbeda-beda sudah semestinya ditanggapi melalui pengertian sudut pandang orang lain, dialog, dan pemahaman bersama, yang muaranya bakal menghasilkan perdamaian.

Baca Juga: Pramuka Peduli Purbalingga Bagikan Makanan Siap Santap Bareng Roemah Makan Rakyat

Lantas bagaimana cara kita melawan intolerasi yang bisa terjadi di sekitar? PBB menuliskan, intoleransi dapat dilawan melalui lima hal berikut ini.

  • Hukum: Pemerintah bertanggung jawab untuk menegakkan hukum hak asasi manusia, untuk melarang dan menghukum kejahatan kebencian dan diskriminasi dan untuk memastikan akses yang sama dalam penyelesaian sengketa.

 

  • Pendidikan: Hukum memang penting, tetapi tidak cukup untuk melawan intoleransi. Penekanan yang lebih banyak perlu ditempatkan pada sektor pendidikan.

 

  • Akses Informasi: Cara paling efisien untuk membatasi pengujar kebencian adalah dengan mengkampanyekan kebebasan dan keberagaman pers sehingga masyarakat memiliki peluang untuk membedakan fakta dan opini.

 

  • Kesadaran Individu: Intoleransi melahirkan intoleransi. Untuk melawannya, masing-masing individu harus menyadari hubungan antara kebiasaan mereka dan lingkaran setan ketidakpercayaan dan kekerasan dalam masyarakat.

 

  • Solusi swadaya: Saat dihadapkan pada tingginya intoleransi di sekitar, kita tidak hanya menunggu pemerintah dan institusi bertindak. Kita semua adalah bagian dari solusi.***

Editor: Hanif Pandu Setiawan

Sumber: PBB

Tags

Terkini

Terpopuler