Secara politis, hal ini akan mempengaruhi pekerjaan perakitan pesawat di beberapa negara seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Spanyol.
Negara-negara tersebut merupakan kekuatan pendukung utama dari keberlangsungan perusahaan Airbus dalam persaingan yang sengit dengan Boeing, perusahaan perakit pesawat kompetitor Airbus, milik Amerika Serikat.
Baca Juga: 5 Karakteristik yang Perlu Dimiliki Pelaku Wirausaha dalam Membangun Usaha
Baca Juga: DLH Purbalingga Apresiasi Pengelolaan Bank Sampah Bestari Selabaya
Airbus akan memberikan penjelasan kepada serikat pekerja mengenai keadaan perusahaannya.
Airbus kini bersiap untuk mempertahankan kondisi perusahaannya dalam keadaan produksi yang rendah hingga lima tahun kedepan.
Kondisi yang sulit akibat pandemi mengakibatkan Airbus menerima banyak pembatalan pesanan pesawat.
Baca Juga: Bamsoet Apresiasi Kinerja Polri dalam Memberantas Peredaran 1.2 Ton Sabu
Baca Juga: Penting! Calon Siswa Terbukti Manipulasi Data PPDB 2020 SMA/SMK, Ganjar: Tidak akan Kasih Toleransi
Restrukturasi Airbus berdasar pada adanya penurunan sebesar 40% dari produksi pesawat selama dua tahun terakhir.