Efek Pandemi, Banyak Usaha Bermunculan salah satunya Budidaya Udang yang semakin diminati

10 Maret 2021, 08:08 WIB
Yeni Rahayu pelaku budidaya udang memperlihatkan hasil panen. /Pikiran Rakyat. Dok Yeni Rahayu

Lensa Purbalingga - Pandemi Covid 19 sudah hampir 1 tahun melanda warga maayarakat Indonesia maupun dunia.

Banyak karyawan yang di PHK dan penutupan berbagai bidang usaha akibat pandemi Covid 19.

Baca Juga: Jadi Prioritas, 91 Ribu Lansia di Purbalingga Jalani Vaksin Bertahap

Semua menjadi terhambat dan terbengkalai , apalagi pekerjaan, semua orang Banting setir untuk menyambung hidup.

Semua bidang usaha sangat Terdampak akibat Covid 19 dan akibatnya, masyarakat kehilangan daya beli dan tak mampu secara keuangan.

Baca Juga: Kisruh Demokrat, Yasonna: SBY-AHY Jangan asal tuding pemerintah

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Budidaya Udang Makin Diminati, Panen Bisa Dapat Miliaran Rupiah.

Di masa pandemi Covid 19 banyak usaha yang bermunculan, salah satu jalan keluar yang mulai diminati masyarakat adalah budidaya udang.

Baca Juga: Vaksinasi Kedua, Wartawan hingga Pegawai Kejari Beri Saran Vaksin Covid 19 di Purbalingga Perlu Dimasifkan

Pasalnya, kini tersedia Internet of Things (IoT) yang mempermudah bisnis berbagai sektor, termasuk akuakultur.

Teknologi ini memiliki peran dalam mendorong peningkatan kualitas pada hasil produksi budidaya ikan dan udang.

Baca Juga: 15 DPAC PKB Berkirim Surat Tolak Keputusan DPP, Mukhlis: Kita Tunggu Keputusan DPP

Dalam peringatan International Women's Day, beberapa waktu lalu, Yeni Rahayu Wanita 40 tersebut termasuk orang yang mendapat perhatian dari keberhasilannya dalam melakukan budidaya udang.

Menurut Yeni, penghasilan yang diperoleh dari berwirausaha sangat berbeda dengan gaji yang didapatkannya setiap bulan saat masih menjadi pegawai kantoran.

Baca Juga: Horor! 5 Pertanda Ini Jadi Kode Kehadiran Makhluk Halus

Dengan berbudidaya udang, ia mampu meraup omset hingga Rp 1 miliar dalam satu kali panen, terutama dengan bantuan teknologi eFishery.

Dikatakan, penggunaan feeder ini terbukti mampu menurunkan angka FCR (feed conversion rate) dan meningkatkan ADG (average daily growth) sehingga siklus panen menjadi lebih singkat.

Baca Juga: Cinta Adiknya Kandas, Daryl Chew Kakak Felicia Tissue Bongkar Perilaku Anak Presiden Jokowi Kesang Pangarep

Yeni memandang penting untuk mengatur pakan ternak udangnya melalui pemanfaatan eFisheryFeeder Udang.

"Jika pemberian pakan dilakukan secara manual, sebaran pakan menjadi tidak merata dan pakan yang tenggelam dapat menjadi amoniak yang kemudian mencemari air kolam," katanya saat membagi pengalaman.

Baca Juga: Diduga Sakit, Kakek 70 tahun Ditemukan Meninggal di Depan Ruko

Menurut Yeni, buruknya kualitas air seringkali menjadi penyebab berbagai penyakit pada udang, seperti White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disesase (AHPND).

Seringkali petambak harus mengalami kerugian hingga ratusan juta apabila tambak udangnya terserang penyakit.

Baca Juga: Hubungan Felicia Tissue dan Kaesang Pangarep Kandas, Daryl Ungkap Rahasia Mengejutkan

Hal inilah yang membuatnya terus berupaya untuk menjaga kualitas air pada tambak dan mengendalikan pemberian pakan agar tidak berlebihan.

Selain feeder, eFishery diketahui juga memiliki produk Disease Prevention System yang mampu meningkatkan ketahanan udang budidaya terhadap penyakit tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan panen.

Baca Juga: Bejat! Seorang Pemuda di Banyumas Setubuhi Dua Gadis Dibawah Umur

Sebelumnya, Yeni merupakan seorang wanita karir yang akhirnya banting setir menjadi pelaku budidaya udang vaname.

Wanita yang tinggal di Jepara ini memang terlahir dari keluarga yang memiliki usaha di bidang tambak udang, namun sebelumnya ia lebih memilih untuk bekerja kantoran.

Baca Juga: Akun Facebook Ini Unggah SMK Wira Yudha Purbalingga Belum Miliki Izin Operasinal, Pihak Pengelola Membenarkan

Hingga pada 2017, ia memutuskan untuk mencoba profesi barunya sebagai pelaku budidaya udang, mengikuti jejak orang tuanya.

"Kalau saya sendiri sih sudah 3 tahun (jadi pelaku usaha tambak). Tapi kalau tambak ini sudah ada dari saya kecil, dari usaha keluarga saya sejak saya masih sekolah dasar," ujar Yeni.

Baca Juga: Muscab DPC PKB Purbalingga Memanas, 15 DPAC Tolak Keputusan DPP

Diakui, ia banyak terbantu dengan adanya eFishery yang dikenal atas inovasi yang diciptakan berupa alat pemberi pakan untuk ikan maupun udang dengan berbasis internet.

Dengan alat ini, pembudidaya ikan maupun udang dapat mengintegrasikan sistem pemberian pakan, mulai dari jadwal pemberian pakan, jumlah pakan yang ditebar, hingga pemantauan pertumbuhan hewan di tambak, semua dikelola dengan akurat secara online.

Baca Juga: Jadi Ketua Umum Hasil KLB Demokrat di Sumut, Moeldoko Sebut Pemimpin Partai Harus Bersama Rakyat

Sebagai pelaku usaha akuakultur, Yeni turut melibatkan eFishery melalui alat pemberi pakan pada udang yakni eFisheryFeeder Udang.

Menurut dia, eFisheryFeeder Udang ini dapat membuat sistem pemberian pakan pada ternak udangnya menjadi lebih efisien.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 10 Maret 2021 : Capricorn, Aquarius dan Pisces Perlu Menjaga Sikap kepada Pasangan

"Saya mulai pakai eFishery antara 2017 dan 2018, sejak budidaya udang, dari awal eFishery promosi itu kita pakai. Waktu dan tenaga kerja jadi efisien dan kita bisa mengontrol pengeluaran pakan," kata Yeni.*** (Satrio Widianto Pikiran Rakyat).

Editor: Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler