Agama Baha'i, Ini Video Menag Yang Viral dan Penjelasan Agama Baha'i

29 Juli 2021, 18:40 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholol Qoumas, Agama Baha'i, Agama apa ? Ini Penjelasannya /Teguh Priyatno/Baha'i Indonesia

Lensa Purbalingga- Setelah heboh menjadi perbincangan di lini masa Twitter pada Selasa 27 Juli 2021 hingga Kamis 29 Juli 2021. Viralnya agama Baha'i berawal dari video ucapan Menteri Agama Yaqut Kholil Qoumas.

Hingga Kamis 29 Juli 2021, pihak Yaqut Kholil Qoumas masih terus menuai kritik pedas dari nitizen berkaitan dengan video tentang ucapan selamat hari raya agama baha'i

Sebenarnya agama baha'i itu apa dan bagaimana, berikut redaksi Lensa Purbalingga tampilkan sejarah dan asal muasal agama baha'i yang disadur dari laman www.britannica.com/topic/Bahai-Faith

Baca Juga: Jual Tanah, Agar Cepat Laku Ini Doa dan Amalannya

Agama Bahaʾi, adalah agama yang didirikan di Irak pada pertengahan abad ke-19 oleh Mirza osayn Ali Nuri, yang dikenal sebagai Bahaaʾ Allah yang dalam bahasa Arab berarti “Kemuliaan Tuhan”. Landasan kepercayaan Bahaʾi adalah keyakinan bahwa Bahaʾ Allah dan pendahulunya, dikenal sebagai Baab atau dalam bahasa Persia berarti “Gerbang”.

Baab atau Gerbang adalah manifestasi Tuhan, yang esensinya tidak dapat diketahui. Prinsip utama Bahaʾi adalah kesatuan esensial semua agama dan kesatuan umat manusia.

Bahaʾi percaya bahwa semua pendiri agama-agama besar dunia telah menjadi manifestasi atau perwujudan Tuhan dan menjadi wakil Tuhan di muka bumi untuk mendidik atau mengajar umat manusia.

Baca Juga: 20 Keutamaan Surat Al Waqiah, Dari Kekayaan Berlimpah hingga Mempermudah Sakaratul Maut

Menurut Agama Baha'i semua agama memiliki ajaran kebenaran yang sama dan identik.

Tujuan khusus Bahaʾ Allah adalah untuk mengatasi perpecahan agama dan membangun agama universal. Bahaʾi percaya pada suatu saat maka manusia akan bersatu dalam satu agama tanpa prasangka, rasial dan agama yang berbeda beda.

Sebagian besar ajaran Bahaʾi berkaitan dengan etika sosial. Agama ini tidak memiliki pimpinan resmi dan tidak menjalankan bentuk-bentuk ritual dalam ibadahnya.

Sejarah

Baca Juga: Menceritakan Hutang Orang Lain, Ini Hukumnya

Agama Bahaʾi awalnya tumbuh dari kepercayaan, atau sekte Baabi, yang didirikan pada tahun 1844 oleh Mirza Ali Moḥammad dari Shiraz di Iran.

Dia memproklamasikan doktrin spiritual yang menekankan kemunculan nabi atau utusan Tuhan yang akan datang yang akan membalikkan kepercayaan dan kebiasaan lama dan mengantar era baru.

Meskipun baru, keyakinan ini berasal dari Islam Syi'ah Dua Belas Imam, yang menegaskan keyakinan akan kembalinya imam ke-12 (penerus Muhammad) yang akan datang, yang akan memperbarui agama dan membimbing umat beriman.

Baca Juga: 10 Doa Untuk Rumah Tangga Bahagia Dalam Bacaan Arab, Latin dan Terjemahan Lengkap

Mirzaa Ali Moḥammad pertama kali menyatakan keyakinannya pada tahun 1844 dan mengambil gelar Bab. Tak lama kemudian, ajaran Bab menyebar ke seluruh Iran, memprovokasi oposisi yang kuat baik dari ulama Muslim Syiah maupun pemerintah.
Bab kemudian ditangkap dan, setelah beberapa tahun dipenjara, dieksekusi pada tahun 1850. Penganiayaan besar-besaran terhadap pengikutnya dan pimpinannya saat itu.

Salah satu murid Bab yang paling awal dan eksponen terkuat adalah Mirza osayn Ali Nuri, yang telah mengambil nama Bahaaʾ Allah ketika dia meninggalkan status sosialnya dan bergabung dengan para Bab.

Bahaʾ Allah ditangkap pada tahun 1852 dan dipenjarakan di Teheran, di mana dia menyadari bahwa dia adalah nabi dan utusan Tuhan yang kedatangannya telah diprediksi oleh Bāb.

Baca Juga: 15 Keutamaan dan Fadilah Surat Yasin

Dia dibebaskan pada tahun 1853 dan diasingkan ke Baghdad, di mana kepemimpinannya menghidupkan kembali komunitas Bāb. Pada tahun 1863, tidak lama sebelum dipindahkan oleh pemerintah Ottoman ke Konstantinopel (sekarang Istanbul), Bahaʾ Allah menyatakan kepada sesama Babis bahwa dia adalah utusan Tuhan yang dinubuatkan oleh Bab.

Sebagian besar Bab mengakui klaimnya dan sejak saat itu dikenal sebagai Bahaʾi. Bahaʾ Allāh kemudian dibatasi oleh Ottoman di Adrianopel (sekarang Edirne, Turki) dan kemudian di Acre di Palestina (sekarang Akko, Israel).

Agama Bahai masuk Indonesia dibawa oleh saudagar dari Persia dan Turki bernama Jamal Effendy dan Mustafa Rumi melalui Sulawesi pada 1878. Ajaran dari Persia ini kemudian menyebar ke berbagai daerah di Nusantara.

Baca Juga: Keutamaan dan Fadilah Ayat Seribu Dinar, Menarik Rezeki Setiap Hari

Pada era Presiden Soekarno, Bahai sempat dilarang melalui Keppres Nomor 264/1962, karena dianggap bertentangan dengan revolusi, dan cita-cita Sosialisme Indonesia.

Namun, zaman Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Keppres No 264/1962 dicabut dan diganti dengan Keppres No 69/2000 yang menyatakan penganut Bahai bebas menjalankan aktivitas keagamaannya.

Meski belum diakui sebagai agama dalam KTP, Bahai diakui keberadaannya oleh pemerintah berdasarkan Surat Menteri Agama No 450/1581/SJ tanggal 27 Maret 2014.

Dalam surat menteri agama itu, Bahai termasuk agama yang dilindungi sesuai ketentuan Pasal 29, Pasal 28E, serta Pasal 281 UUD 1945.***

Editor: Teguh Priyatno

Sumber: Britannica

Tags

Terkini

Terpopuler