Saksi Mata Pendemi Covid-19 Asal Jawa Timur, Alami Lockdown 9 Hari di Wuhan

3 Mei 2020, 12:19 WIB
Pramesti (kiri) saat jumpa pers bersama Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono serta Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi di Gedung Negara Grahadi Surabaya. /Laman Kominfo Jawa Timur /Tim Lensa Purbalingga/

Lensa Purbalingga– Kepanikan dan ketakutan akan Pandemi virus corona atau covid-19 yang berasal dari Wuhan, Tiongkok beberapa waktu lalu, tentu dialami banyak orang.

Hal tersebut juga terjadi pada seorang mahasiswi asal Jawa Timur saat berada di Wuhan, ketika virus covid-19 itu muncul, dan menjadi saksi saat penerapan lockdown di Wuhan, Tiongkok, beberapa waktu lalu.

Dirinya bisa kembali ke tanah air melewati karantina di Kepulauan Natuna, setelah sempat mengalami lockdown selama sembilan hari pertama.

Baca Juga: Berbeda Dari Tujuan Awal, Salah Satu Pengajar Ruangguru Protes Tim SA

Berikut kisahnya saat mengalami pandemi Corona Virus Disease (covid-19) awal kali di Wuhan, Tiongkok, seperti yang sebelumnya ditayangkan portaljember.com dalam artikel "Kisah Pramesti, Mahasiswi yang Sempat Terjebak Lockdown di Wuhan", dari portaljember.com, Minggu (3/5).

"Saya menjadi saksi yang mengalami langsung selama sembilan hari di Wuhan. Yang saya rasakan panik dan takut itu pasti," kata Pramesti didampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu malam (2/5).

Ia mengaku, sempat merasa panik dan takut, namun tetap berupaya bisa mengondisikan diri sendiri.

Baca Juga: Dua Wilayah Terapkan PSBB, Pemkab Purbalingga Berikan Bantuan Berupa Paket Sembako

"Yang pasti jangan terselimuti panik hingga lupa cara waspada," ujarnya.

Selama lockdown di Wuhan, lanjutnya, protokol kesehatan terkait Covid 19 tetap dijalankan, dari mulai sering mencuci tangan pakai sabun dan kenakan masker, termasuk di kamar, kecuali makan dan beberapa kegiatan lain.

Selain itu, pembatasan juga tetap dilakukan, hanya kegiatan penting seperti memenuhi logistik saja yang diijinkan, selebihnya harus tetap tinggal di ruangan masing-masing.

Baca Juga: Luncurkan 'Jujag-jujug', Tawarkan Kemudahan Belanja Saat Pendemi Covid-19 Di Purbalingga

"Setiap orang di Wuhan dibatasi tidak boleh keluar ruangan, kecuali penting seperti memenuhi kebutuhan logistik sayur dan beras. Selebihnya, tetap stay (tinggal, red) di ruangan masing-masing. Tetap jaga jarak, karena siapapun tidak tahu keberadaan virus itu ada pada orang di sekitar kita," bebernya.

Gubernur Khofifah menjelaskan, pengalaman yang dialami Pramesti dalam memberikan testimoni sebagai survivor saat lockdown di Wuhan bisa jadi pelajaran bersama.

"Salah satu kuncinya (memutus penyebaran Covid 19) adalah dengan kedisiplinan dan kepatuhan itu yang menjadi sangat penting," pungkas gubernur.(*)

Baca Juga: Tidak Duduk Di Bagasi Bus, Pemudik Kali Ini Kepergok Polisi bersembunyi Di Toilet

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler