Indonesia Bertekad Meningkatkan Produksi Kopi Kalahkan Vietnam

6 September 2020, 06:49 WIB
Ilustrasi biji kopi./Pixabay /

Lensa Purbalingga - Indonesia bertekad Meningkatkan produktivitas kopi untuk menggeser posisi Vietnam sebagai produsen kopi kedua di dunia.

Pusat Kajian Gastrodiplomasi Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH) Universitas Jember, Jawa Timur menggelar webinar bertema "Indonesia Dalam Peta Kopi Dunia: Peluang dan Prospek". 

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara utama mengatakan, peningkatan produksi kopi menjadi salah satu program ekonomi nasional mengingat 96 persen produk kopi Indonesia disumbang oleh perkebunan kopi rakyat seperti dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Kutabawa Flower Garden, Destinasi Wisata di Purbalingga

Baca Juga: Razia Masker, Pelanggar Terbanyak Anak-anak dan Remaja di Cilacap

Baca Juga: Keren! Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Nelayan yang Tenggelam di Waduk Malahayu Brebes

Menurutnya, jika produktivitas kopi naik maka dampak positifnya akan dirasakan oleh masyarakat, dari petani hingga pelaku usaha di bidang kopi karena saat ini rata-rata produksi kopi per tahun Indonesia mencapai 600 ribu ton dari 1,3 juta hektare lahan perkebunan kopi.

Tak jauh berbeda, Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Irfan Anwar mengatakan hal senada, bahwa peningkatan produktivitas kopi perlu menjadi perhatian pemerintah karena luasan kebun kopi Indonesia masih lebih besar daripada Vietnam.

Indonesia memiliki lahan dengan kemungkinan perbandingan 1.3 juta hektare dengan 650 hektar lahan di Vietnam, namun keunggulan Vietnam menghasilkan 2.3 ton kopi perhektare mengalahkan Indonesia yang maksimal hanya menghasilkan 700 kilogram kopi saja.

Baca Juga: Awasi Pelaksanaan Pilkada 2020, Karang Taruna Purbalingga Bentuk Satgas Anti Politik Uang

"Tak heran jika Vietnam melesat menjadi penghasil kopi nomor dua di dunia dan produsen nomor satu dunia masih diduduki oleh Brazil, nomor tiga Kolombia dan Indonesia di nomor empat," tutur Irfan.

Selain halangan yang memperlambat produktivitas Indonesia memproduksi kopi karena petani Indonesia masih menghadapi kendala pada lahan petani yang terbatas, kopi juga masih menjadi tanaman sampingan saja. 

Kendala lain ialah merebaknya pandemi COVID-19 sehingga ekspor kopi tersendat yang berdampak pada banyak hotel tutup, kafe tutup yang membuat harga kopi dunia turun hingga 30 persen.

Baca Juga: Reza Artamevia Ditangkap Polisi Akibat Menggunakan Narkoba

Selain itu, ada salah satu solusi sebagai pilihan untuk meningkatkan produktivitas kopi di Indonesia, yaitu melalui program bantuan teknologi tepat guna yang dimotori oleh LIPI. 

Sebagaimana yang pernah dilakukan dilakukan di Kabupaten Sumba Barat Daya dan program itu berhasil melahirkan produk kopi yang dinamakan Aroma Kopi Sumba yang berhasil menyabet gelar juara kopi nasional di tahun 2017 dan 2018 lalu.***

(ANTARA/Zumrotun Solichah)

Editor: Majid Ngatourrohman

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler