Waspada! Bahaya Karhutla Di Sumatera dan Kalimantan Pada Agustus

- 1 Agustus 2021, 08:55 WIB
Ilustrasi Bahaya Karhutla Di Sumatera dan Kalimantan Pada Agustus.
Ilustrasi Bahaya Karhutla Di Sumatera dan Kalimantan Pada Agustus. /PIXABAY/pixundfertig

Lensa Purbalingga- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selalu menjadi fenomena bencana alam tahunan yang menimpa sebagian besar wilayah Indonesia yang menjadi penyebab kabut asap.

Wilayah yang menyumbang Karhutla terbesar setiap tahun adalah Sumatera dan Kalimantan.

Bahaya Karhutla menjadi masalah serius tak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara di sekitarnya. Kabut asap akibat pembakaran yang terus meluas berdampak hingga Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, juga Thailand, dan Filipina.

Baca Juga: Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) Mulai Disalurkan, Ini Cara Mendapatkannya.

Mengantisipasi bahaya Karhutla, Pemerintah melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, memimpin langsung rapat teknis membahas penjelasan prakiraan cuaca  dan teknik modifikasi cuaca serta kesiapan patroli desa. Dalam rapat ini, Menteri LHK mengundang seluruh pihak terkait seperti BMKG, BNPB, TNI, POLRI, BPPT, serta ahli klimatologi dari IPB.

Rapat teknis membahas penjelasan prakiraan cuaca  dan teknik modifikasi cuaca serta kesiapan patroli desa dilaksanakan secara virtual pada Jumat 30 Juli 2021.

Menteri Siti menekankan bahwa, sebagai upaya pencegahan, dirinya meminta semua pihak untuk mengikuti pantauan titik panas yang muncul di wilayah rawan karhutla. Selain itu juga, Patroli Terpadu dengan melibatkan masyarakat juga perlu diperkuat sebagai suatu sistem pertahanan untuk mengendalikan karhutla sedini mungkin.

Baca Juga: 5 Doa Selamat Dari Musibah Perjalanan

Patroli Terpadu telah dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, dan hingga kini telah tercipta sebanyak 185 posko desa dengan jangkauan hingga 555 desa di sekitar posko.

Sementara itu kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), kategori menengah hingga tinggi di wilayah pulau Sumatera bagian tengah dan sebagian NTB dan NTT.

Selain itu, BMKG memprediksi puncak musim kemarau pada beberapa wilayah rawan karhutla antara lain Sumatera bagian selatan dan sebagian besar pulau Kalimantan berada pada Agustus dan September 2021.

Baca Juga: Berapa Gaji PNS Baru Tahun 2021, Ini Daftarnya

Pada Agustus hingga Oktober 2021, curah hujan rendah, sedangkan November hingga Januari 2022 masuk kategori menengah-tinggi. Oleh karena itu, perlu diwaspadai potensi karhutla di Agustus, kata Dwikorita.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dhewanti pada paparannya kepada Menteri LHK, melaporkan bahwa menurut data pantauan titik panas sejak 1 januari hingga 29 Juli 2021, terdapat dua wilayah yang titik panasnya telah berjumlah di atas 100.

Dua wilayah tersebut yaitu Kalimantan Barat dengan total sebanyak 164 titik dan Riau yang telah menyentuh angka 170 titik.

Baca Juga: Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh

Secara total, untuk tahun 2021 jumlah hotspot pada wilayah rawan karhutla berjumlah total 401 titik panas dan seluruh wilayah Indonesia terdapat 684 titik panas (data dari satelit Terra/Aqua NASA tahun 2021 s.d. tanggal 29 Juli 2021 Pukul 07.00WIB).

Apabila dibandingkan dengan total jumlah hotspot tahun 2020 dengan periode yang sama, jumlah titik panas adalah sebanyak 1.008 (berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80%) Berdasarkan perbandingan tersebut, terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 324 titik atau 32,14%.

Laksmi kemudian menyampaikan upaya pengendalian karhutla di tingkat tapak telah dilaksanakan bersama-sama dengan kolaborasi berbagai pihak yang tergabung dalam patroli terbadu.

Baca Juga: Dorong Pendataan dan Pemutakhiran Data Desa Berbasis SGDs Desa, Camat Pangkalan Lada Gelar Rapat Kades

Hasil rekapitulasi kegiatan pemadaman darat menunjukkan bahwa sebanyak total 1.320 kegiatan telah dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia.

Provinsi Kalimantan Barat dan Riau menjadi wilayah terbanyak dilakukan pemdaman dengan total masing-masing 361 dan 282 kegiatan.

Pada kesempatan ini juga, Kepala BPPT, Hammam Riza juga melaporkan upaya TMC yang telah dilakukan di beberapa wilayah rawan karhutla. Penambahan volume hujan pada TMC periode Maret-April 2021 cenderung lebih baik dibandingkan periode Juni-Juli 2021.

Baca Juga: Arab Larang Warganya Berkunjung ke Indonesia, Ini Hukuman Bila Melanggar

Hal ini sesuai dengan ketersediaan sumber awan potensial masing-masing periode. Secara Historis, curah hujan di Pulau Sumatera pada bulan Juni mulai menurun, sedangkan di Pulau Kalimantan penurunan terjadi mulai bulan Juli, yang diikuti dengan peningkatan potensi kemunculan titik api.

Untuk memaksimalkan potensi hujan sekaligus meminimalkan potensi kebakaran dengan menjaga tingkat kebasahan lahan, pelaksanaan upaya pembasahan sangat disarankan dilakukan secara kontinyu seperti upaya yang dilakukan Tahun 2020.

Upaya lain untuk mencegah terjadinya karhutla adalah dengan memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menciptakan hujan buatan di wilayah rawan karhutla.

Baca Juga: Doa Untuk Melembutkan Kerasnya Hati Suami

Upaya TMC di Provinsi Riau, pada fase pertama 10 Mar – 5 Apr 2021, secara umum, meningkatkan curah hujan sekitar 33–64 % terhadap curah hujan alamnya. Penambahan curah hujan di lokasi penyemaian awan adalah sekitar 194.3 Juta m3.

Sedangkan pada fase kedua, secara umum persentase penambahan curah hujan periode di Provinsi Riau pada bulan Juli 2021 adalah sebesar 2% terhadap curah hujan alamnya.

“TMC ini telah kita intensifkan beberapa tahun terakhir dan akhirnya menjadi sesuatu yang sangat berguna untuk kita,” ungkap Menteri Siti.

Kemudian, terpisah dari semua hal disebutkan di atas, upaya lainnya adalah penegakan hukum, POLRI telah mengembangkan sistem terkait dengan pidana.

KLHK juga memiliki pola penegakan hukum yaitu dengan memberikan peringatan kepada perusahaan pemilik kebun sawit dan sebagainya apabila muncul titik panas di lokasi usahanya.***  

Editor: Teguh Priyatno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x