Lensa Purbalingga - Satu dari tujuh korban penculikan G30S PKI adalah Jenderal Ahmad Yani. Dia dianggap orang yang bertanggungjawab atas desas-desus pembentukan Dewan Jenderal yang akan menggulingkan Sukarno.
Ahmad Yani lahir di Purworejo, 22 Juni 1922. Di usia 5 tahun dia bersama orangtuanya pindah ke Bogor karena sang ayah, Sarjo, mendapatkan pekerjaan bekerja kepada seorang Jenderal Belanda.
Baca Juga: Truk Terguling di Purbalingga, Akses Jalan Menuju Wonosobo Sempat Lumpuh Total
Karirnya di dunia militer dia rintis ketika pemerintah Hindia Belanda menerapkan wajib militer bagi para pelajar. Waktu itu Ahmad Yani sedang menempuh pendidikan AMS di Jakarta.
Ahmad Yani mengikuti pendidikan militer di Dinas Topografi Militer di Malang lalu melanjutkan di Bogor. Pangkat pertama yang dia sandang adalah sersan.
Baca Juga: 56 Pegawai KPK Tidak lolos TWK Ditarik Jadi ASN Polri, Ini Tanggapan Mahfud MD
Pada masa pendudukan Jepang, Ahmad Yani tergabung dalam pasukan PETA di Bogor. Sebelumnya, dia mengikuti pendidikan Heiho di Malang.
Saat pecah perang revolusi fisik Ahmad Yani yang waktu itu menjadi Komando TKR Purworejo bersama pasukannya berhasil menahan pasukan Belanda di daerah Pingit.
Ketika kedaulatan Republik Indonesia diakui Belanda pada 1949, Ahmad Yani ditempatkan di Tegal dengan pangkat Letnan Jenderal.