Dia mendapat membentuk pasukan khusus yang diberi nama Banteng Raiders. Tugas pasukan ini adalah menumpas pasukan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 3.0 Guncang Brebes, 23 Rumah Rusak
Berkat kegemilangan dan kecerdasannya, Ahmad Yani berkesempatan memperdalam ilmu kemiliterannya di Command and College Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan.
Setelah itu Ahmad Yani mengikuti pendidikan selama dua bulan di Special Warfare Course di Inggris.
Pada masa-masa itu, integritas negara terancam oleh gerakan separatis. Salah satunya pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatra. Ahmad Yani yang saat itu berpangkat Kolonel berhasil meredam pemberontahan PRRI.
Prestasi dan karir militernya terus menarik. Pada 23 Juni 1962 Ahmad Yani diangkat menjadi Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Sukarno.
Jabatan tertinggi Ahmad Yani adalah Menteri Panglima Angkatan Darat. Dia dikenal dekat dengan Sukarno dan dirasa pas untuk menduduki jabatan itu.
Baca Juga: Kedatangan Menteri Sandiaga Uno, Fadli Zon: Pentingnya Pelestarian Keris
Karir Ahmad Yani harus berkesudahan dengan tragis pada pagi dini hari 1 Oktober 1965. Di pagi buta itu sekelompok pasukan yang dikemudian hari dikenal sebagai pasukan G30S (Gerakan 30 September) datang ke rumahnya.