Lensa Purbalingga - Saat ini merupakan 110 tahun masuknya gerakan pendidikan kepanduan di Indonesia.
Awalnya, gerakan ini baru diikuti oleh anak-anak bangsa asing (khususnya bangsa Belanda). Memang, tahun 1912, Joh. P. Smits, pegawai Jawatan Meteorologi Batavia (Jakarta) mengajak sejumlah anak-anak pegawai Jawatan Meteorologi untuk berlatih kepanduan.
Baca Juga: Banjir di Purworejo, Pramuka Peduli Kwarda Jateng dan Kwarcab Purbalingga Dirikan Dapur Umum
Baru pada tahun 1916 anak-anak pribumi mengikuti latihan kepanduan dan kemudian membentuk organisasi. Sejak itu kepanduan di Hindia Belanda dan Indonesia terus berkembang. Hingga saat ini ada sekitar 20 juta Pramuka di Tanah Air.
“Kita tentu harus berusaha untuk terus menjaga agar gerakan ini tetap diminati dan bermanfaat bagi kaum muda, generasi penerus yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di segala bidang,” kata Ketua Kwarnas Pramuka Kak Budi Waseso dalam sambutannya saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka Tahun 2022 di Gedung Sarbini, Taman Rekreasi Wiladatika (TRW), Cibubur, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2022.
Baca Juga: Siapa Saja Fungsionaris Organisasi dalam Gerakan Pramuka?
Ia menjelaskan, Rakernas Gerakan Pramuka mengangkat tema ‘Mengabdi Tanpa Batas untuk Membangun Ketangguhan Bangsa’. Ini juga menjadi tema untuk berbagai kegiatan kepramukaan di tahun 2022.
“Kita harus bertekad bulat untuk mengabdi tanpa batas dalam membangun generasi muda yang tangguh dan pada gilirannya dapat dengan tangguh pula memimpin bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya