136.
Pondokannya terlihat menyala
Bagai api berkobar menjilat-jilat
Sang raja kaget melihatnya
Pondokan Wirasaba terbakar habis
Sang raja segera mengutus prajurit
Melihat kobaran api yang terus menjadi
Baca Juga: Merawat Budaya di Umah Wayang Desa Selakambang Purbalingga
137.
Sesampai di tempat yang dituju
Ternyata pondokan Wirasaba masih utuh
Api yang menyala menghilang entah ke mana
Tidak terlihat sedikitpun bekas kebakaran
Prajurit utusanpun melaporkan
Tentang pondokan yang selamat
138.
Sang Raja sangat terkejut dibuatnya
Mendengar semua laporan utusannya
Padahal sudah tiga kali malam Jumat
Kalau malam selalu terlihat api menyala
Hingga sang raja kemudian berkata
Besok panggil Raden Katuhu menghadapnya
139.
Malamnya tidak dikisahkan
Namun paginya, utusan langsung keluar
Menuju ke pondokan Wirasaba
Menyampaikan panggilan sang raja
Disampaikan pada Raden Katuhu
Untuk menghadap Baginda raja
Baca Juga: Jembatan Merah Purbalingga dan Sederet Kisahnya
140.
Raden Katuhu segera menghadap
Sampai di depan sang raja
Segera memberikan hormat
Sang raja bertanya pelan
Mengapa Adipati Paguwan tidak datang ke Majapahit
141.
Adipati Paguwan dulu berkata
Bahwa dia tidak punya anak
Sekarang kamu mengaku anaknya
Maka kamu anak dari mana
Coba berkatalah yang sebenarnya
Bila tidak jujur maka akan celaka
142.
Raden Katuhu kecut hatinya
Ia merasa, mati hanya sekali
Kalau ia mengaku sejujurnya
Matinya merupakan kebaikan
Raden Katuhu menyembah
Karena takutnya hamba pada tuannya.***