Lensa Purbalingga - Mendidik generasi alpha yang lahir mulai 2010, menjadi tantangan tersendiri bagi Guru dan Orang Tua.
Anak generasi alpha memiliki ciri-ciri interaksi sosial yang kurang, sehingga membuat mereka bersifat individualistis dan bergantung pada teknologi
“Sejak lahir mereka sudah berdampingan dengan kecanggihan teknologi. Sehingga membuat mereka bersifat individualistis dan bergantung pada teknologi,” kata Ketua Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah, Nawal Arafah Taj Yasin saat melantik pengurus Ikatan Guru PAUD Muslimat NU dan Ikatan Pengurus PAUD di Ponpes Karang Santri
Baca Juga: Mis Manajemen, Dinkominfo Purbalingga Siapkan Evaluasi SPBE
Istri Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengatakan, pada tahun 2025 nanti, Indonesia akan menjadi negara tiga besar yang memiliki generasi alpha, bersanding dengan India dan China.
Oleh karena itu, perlu kewaspadaan. Anak-anak generasi alpha berisiko mudah mendapatkan informasi dan menelannya mentah-mentah. Kecanggihan teknologi memunculkan banyak disrupsi dalam kehidupan.
Contohkan, misalnya kita menemui disrupsi dalam bidang agama. Sekarang orang belajar agama bukan lagi dengan kiai di pondok. Tetapi mereka mencukupkan dengan menonton youtube.
Baca Juga: Calon Jamaah Haji Usia Diatas 65 Tahun Jangan Gigit Jari, ini Penjelasan Kemenag Purbalingga
Banyak sekali generasi-generasi sekarang yang kemudian belajar agama hanya dengan menonton youtube, yang terus kita tidak tahu bagaimana background dan sanad keilmuan guru tersebut.