Survei Pemahaman terhadap Covid-19, LIPI: Masyarakat Paham dan Tahu Cara Penularannya

- 7 Juli 2020, 21:49 WIB
Foto: lipi.go.id
Foto: lipi.go.id /

Lensa Purbalingga - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan survei terhadap 2.623 responden yang dilakukan secara daring dan pengumpulan datanya dilakukan dari 27 Mei sampai 8 Juni 2020.

Survei ditujukan untuk melihat seberapa besar pemahaman masyarakat tentang Covid-19, sehingga hasil penelitiannya dapat dijadikan sebagai arahan terhadap kebijakan-kebijakan oleh berbagai pemangku kepentingan di masa mendatang terkait dengan upaya pengendalian Covid-19.

Hasil survei tersebut menyebutkan bahwa masyarakat pada dasarnya telah memahami bahwa pandemi Covid-19 disebabkan oleh virus yang baru ditemukan, yaitu SARS-CoV-2.

Baca Juga: Terima Aduan Orangtua Siswa, Ganjar: Saya Minta Tidak Ada Pungutan!

"Jadi responden mengenali bahwa Covid-19 itu berasal dari virus," kata Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Herry Jogaswara dalam Webinar “Sosialisasi Hasil Survei Persepsi Masyarakat terhadap Covid-19 dan Satwaliar", di Jakarta, Selasa, 7 Juli 2020.

Dia mengatakan, dari 2.623 responden, rata-rata memiliki rentang usia antara 25 hingga 44 tahun dan pendidikan S1, S2 dan S3 dari berbagai provinsi di Indonesia, tetapi lebih banyak berasal dari beberapa provinsi di Pulau Jawa.

mereka mengetahui bahwa virus SARS-CoV-2 tersebut menular melalui droplet atau percikan cairan hidung dan mulut penderita kepada orang lain di sekitarnya, dengan beberapa jawaban yang cukup konsisten menyebutkan bahwa penularan dapat juga terjadi melalui benda-benda yang telah terkena cairan droplet dari penderita COVID-19.

Selain itu, Herry mencatat satu hal yang menarik bahwa responden juga mengetahui bahwa penularan dapat terjadi melalui medium udara.

Baca Juga: Tak Berpotensi Terjadi Gelombang Tsunami, Gempa di Rangkasbitung Terasa hingga Sukabumi

"Sesuatu yang saya kira ada perdebatan-perdebatan secara saintifik. Kemudian, ada juga responden yang melihat bahwa mengonsumsi satwa liar ini merupakan salah satu penularan Covid-19," katanya, seperti dikutip lensapurbalingga.com dari antaranews.

Lebih lanjut, Herry mengatakan ketika responden ditanya tentang cara mereka melindungi diri dari Covid-19, mereka menjawab bahwa cara melindungi diri yang efektif untuk terhindar dari Covid-19 adalah dengan menetapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak. Ini memperlihatkan bahwa berbagai imbauan untuk menggunakan masker, menjaga jarak dan sebagainya dipahami responden sebagai cara untuk melindungi diri dari Covid-19.

Baca Juga: Apresiasi Bantuan untuk Mahasiswa Terdampak, FRI Minta Pemerintah Bebaskan Biaya Internet

Kemudian, terkait pertanyaan tentang siapa saja orang-orang yang berisiko terjangkit Covid-19, sebagian besar responden juga mengatakan bahwa yang paling berisiko adalah orang-orang yang mempunyai penyakit bawaan atau penyerta.

"Tekanan darah tinggi, diabetes, jantung, paru-paru dan kanker dan juga pada kelompok-kelompok usia lanjut. Pengetahuan ini terkonfirmasi juga dari beberapa survei lainnya," katanya.

Berikutnya, ada juga persepsi bahwa orang yang pekerjaannya berhubungan dengan satwa liar juga memiliki risiko tertentu untuk terjangkit Covid-19.

Baca Juga: Bertambah 55 Orang, Pasien Positif Covid-19 di RS Wisma Atlit Total Menjadi 754 Orang

Responden juga meyakini bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai salah satu cara yang penting untuk mencegah Covid-19.

"Para responden melihat pentingnya PSBB sebagai cara pencegahan Covid-19, walaupun sekarang ada berbagai kelonggaran PSBB ini," kata Herry.

Selanjutnya, pelarangan mudik di beberapa tempat dan juga larangan konsumsi satwa liar juga dianggap penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mencegah penularan Covid-19.***

Editor: Ipung Sutrisno

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x