Gempar Gunung Salak Terbelah, BNPB: Masyarakat Diimbau Untuk Waspada

- 28 September 2020, 17:55 WIB
Salah satu titik tanah longsor di Gunung Salak./BNPB
Salah satu titik tanah longsor di Gunung Salak./BNPB /

 

Lensa Purbalingga – Hujan lebat yang terjadi sejak Senin, 21 September 2020 di Bogor dan sekitarnya mengakibatkan tanah longsor di Gunung Salak.

Dari foto yang beredar di media sosial, tampak longsoran tanah seperti membelah Gunung Salak.

Masyarakat dibuat khawatir setelah menyaksikan fenomena tanah longsor yang membelah Gunung Salak.

Baca Juga: Verifikasi Email Kartu Prakerja Gelombang 10 Alami Kendala, Ini Cara Mengatasinya

Baca Juga: Link Live Streaming Man City vs Leicester Big Match Liga Inggris Pekan Keempat

Baca Juga: Hasil Lengkap Liga Inggris Pekan Ketiga: Man City Dibantai Leicester City, Tottenham Gagal Menang

Menanggapi hal tersebut, Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan kepada masyarakat bahwa fenomena tersebut adalah akibat dari tanah longsor.

Longsoran yang terjadi memang cukup lebar dan dalam, sehingga dari jauh nampak seolah Gunung Salak betul-betul terbelah.

Menurut laporan Resort PTNW Gunung Salak 1 pada Kamis, 24 September 2020, curah hujan yang lebat mengakibatkan debit air Sungai Cikedung meluap dan membuat longsor di bibir sungai.

Baca Juga: Hasil Lengkap Serie A Pekan Kedua: Napoli Pesta Gol, Roma Ditahan Juventus, Duo Milan Amankan 3 Poin

"Luapan Sungai Cikedung juga dipicu oleh rusaknya jalur sungai seperti pendalaman dan pelebaran jalur sungai, serta kerusakan lain di bagian hilir," kata Kepala BNPB Doni Monardo.

Sebagaimana diberitakan ZonaJakarta.com dalam artikel "Terungkap Fenomena Gunung Salak Terbelah, BNPB Minta Masyarakat Untuk Waspada Akan Hal ini,".

Hasil survei hulu Sungai Cikedung dan Cisereh di puncak Gunung Salak-3 menyebutkan terdapat longsoran di sepanjang bibir hulu sungai akibat hujan deras pada Senin lalu.

Baca Juga: Tak Bubarkan Konser Dangdut, Kapolsek Tegal Dicopot dari Jabatannya

Di samping itu, pada pemantauan saat itu Tim Resort Salak-1 dan PSSEJ tidak menemukan adanya bekas penebangan liar.

Bencana longsor akibat fenomena alam, kayu yang dibawa air sungai merupakan longsoran sepanjang aliran sungai.

Pada saat kejadian tinggi air sungai dihulu atau puncak Salak 3 cukup tinggi dan air terpecah di lokasi pesawahan dan ladang atau kebun masyarakat. Pada cuaca normal aliran air sungai sangat kecil, dan akan sangat besar pada saat hujan deras atau ekstrem.

Baca Juga: Gelar Konser Dangdut di Tengah Pandemi, Wakil Ketua DPRD Tegal Berdalih Khilaf

Menyikapi hal itu, Doni meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengingatkan masyarakat yang berada di bagian bawah dan di sekitar kawasan agar berhati-hati.

"Jangan sampai kena material longsor. Kalau ada yg berisiko, ambil langkah mengungsi selama musim hujan," katanya.

Dalam laporan yang diterima BNPB, Danramil Cijeruk dan babinsa wilayah setempat melakukan pengecekan ke lokasi.

Baca Juga: iPhone 12 Siap Rilis Oktober, Berikut Harga dan Spesifikasi Lengkap iPhone 12, Pro dan Pro Max

Masyarakat diimbau waspada dan siap siaga mengingat Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan peringatan dini cuaca, khususnya pada 26 dan 27 September 2020.

Prakiraan BMKG menyebutkan wilayah Jawa Barat termasuk salah satu wilayah dengan potensi hujan lebat yang diikuti dengan petir/kilat dan angin kencang, sedangkan pada 28 September 2020, potensi hujan masih dapat terjadi dengan disertai petir atau kilat dan angin kencang.***

 

 

 

Editor: Anton Thista Kusuma

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x