Network
Lensa Purbalingga - Setelah sekian lama tidak beroperasi karena pandemi Covid-19, obyek wisata air Owabong Purbalingga hari ini mulai dibuka kembali.
Kendati masih bersifat simulasi, pengunjung tetap dikenakan tarif. Disisi lain juga untuk sosialisasi kepada pengunjung tentang aturan baru hadapi new normal.
Baca Juga: Masuk New Normal, Bupati Tiwi Siapkan Perbub di Sektor Pariwisata
Manajer Operasional Owabong, Tonang Bangun mengaku memberanikan diri melakukan simulasi berkala berbayar, lantaran banyak yang terdampak selama tutupnya obyek wisata Owabong tersebut.
Selain dari manajemen, berbagai elemen juga merasakan dampaknya.
Baca Juga: Pelaku Wisata Purbalingga Desak Bupati Buka Kembali Sektor Pariwisata
"Untuk operasional saja satu bulan sekitar 900 juta. Selain itu, warung-warung di sekitar, serta lingkungan yang membuka usaha. Di luar saja banyak biro-biro wisata yang terdampak juga," katanya, Sabtu 20 Juni 2020.
Pihaknya juga telah menerapkan segala protokol kesehatan yang berlaku. Mulai dengan pengecekan suhu, pembatasan jarak saat di sekitar objek, dan penggunaan sarpras yang ada.
Baca Juga: 105 Penggiat Wisata Goa Lawa dan 100 Pekerja LIK Logam Purbalingga Menerima Bantuan
"Pengunjung wajib memakai masker saat datang, untuk aktifitas kolam juga ada batasan jumlah. Ada tempat pembilasan di dekat kolam," kata dia.
Ia menjelaskan, sampai saat ini memang belum ada standar protokol resmi untuk wisata air.
Namun, manajemen berupaya semaksimal mungkin menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan.
Untuk setiap kolam, diberikan klorin dengan intensitas lebih banyak. Tujuannya untuk mematikan virus atau bakteri.
Baca Juga: Bupati Tiwi Ajak Generasi Milenial Hadapi Tantangan New Normal
"Kami tentu tidak asal-asalan, ada referensi dari para ahli medis yang kompeten, dan itu tidak hanya satu referensi," ujarnya.
"Karena sifatnya masih simulasi dan belum resmi, jam operasionalnya juga belum normal," imbuhnya.
Sementara kepastian untuk dibuka kembali secara resmi, pihak manajemen obyek wisata Owabong masih belum bisa memastikan. Pasalnya, saat ini pihaknya masih menunggu rekomendasi dari pemerintah. (Kurniawan)
